Minggu, 12 Januari 2014

tugas yoga uas (yoga sehari-hari)


Yoga Dalam Kehidupan Sehari-hari
(oleh : Komang Sudiasa)

  1. Pendahuluan
Ada banyak jalan untuk mencapai kebenaran tertinggi. Jalan yang berbeda-beda itu tampakanya memiliki tujuan yang sama yaitu sebuah penyatuan tertinggi antara Atman dengan Brahman. Kita lahir berulang kali untuk meningkatakan perkembangan evolusi jiwa. Dan masing-masing dari kita berada pada tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Karena itu tiap orang disiapkan untuk tingkat pengetahuan spiritual yanag berbeda pula. Semua jalan rohani yang ada di dunia ini penting karena ada orang-orang yang membutuhkan ajarannya. Penganut suatu jalan rohani dapat saja tidak memiliki pemahaman lengkap tentang sabda Tuhan dan tidak akan pernah selama masih berada dalam jalan rohani tersebut.
Jalan rohani itu merupakan sebuah batu loncatan untuk pengetahuan yang lebih lanjut. Setiap jalan rohani memenuhi kebutuhan rohani yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh jalan rohani yang lain. Tidak satupun jalan rohani yang memenuhi kebutuhan semua orang di segala tingkat. Saat satu individu masih tingkat pemahamannya tentang Tuhan dan perkembangan dalam dirinya, dia mungkin merasa tidak terpenuhi oleh pengajaran jalan rohani sebelumnya dan mencari jalan rohani yang lain untuk mengisi kekosongannya. Bila hal itu terjadi, maka orang tersebut telah meraih tingkat pemahaman yang lain dan akan merindukan kebenaran serta pengetahuan yang lebih luas, dan kemungkinan lain untuk tumbuh.
Dengan demikian kita tidak berhak untuk mencerca jalan rohani yang lain. Semua berharga dan penting di mata-Nya. Ada pemenuhan sabda Tuhan, akan tetapi kebanyakan oaring tidak meperolehnya di sini untuk bisa meraih kebenaran, kita perlu mendengarkan roh dan melepas ego kita. Dan Yoga sebagai salah satu jalan yang bersifat universal adalah salah satu jalan rohani dengan tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan kemapuan spiritual seseorang.
  1. PEMBAHASAN
2.1 Yoga dalam kehidupan sehari-hari
Saya teringat akan masa kecil saya, pada waktu itu saya baru berumur kurang lebih 5 tahun, saya ingin sekali menikmati dunia pendidikan seperti anak lainnya. Namun demikian umur saya tidak mencukupi untuk terdaftar sebagai siswa disalah satu sekolah dasar didesa saya. Dengan demikian hari-hari saya habiskan untuk bermain akan tetapi, masa bermain saya terbatas karena saya harus ikut bersama orang tua ke sawah. Walaupun badan saya kecil dan belum mengerti apa-apa saya mendapatkan tugas dari kedua orang tua saya untuk menjaga sawah karena pada saat itu, tepatnya disawah ditanami dengan padi. Otomatis saya membantu orang tua saya dengan mengorbankan masa-masa bermain saya.
Namanya saja anak kecil, saya pun merasa jenuh namun demikian karena orang tua saya juga sibuk dengan pekerjaan yang lain, saya pun mengerti dengan keadaan orang tua saya. Sawah yang saya jaga lumayan luas dan burung-burung berlomba-lomba untuk menyerang untuk memakan padi yang tentunya sangat mengenakan bagi para burung disaat binatang tersebut kelaparan. Saya pun kewalahan dengan keadaan itu akan tetapi saya berjuang sampai tengah hari dengan sisa tenaga yang saya miliki, karena badan terasa lemas akibat belum makan. Kegiatan esok hari saya harus bangun pagi-pagi untuk membantu ibu saya memasak setidaknya saya dapat meringankan pekerjaan orang tua saya. Karena saya sudah bisa memasak nasi, sayur, telur rebus, maupun telur goreng meskipun saya masih duduk dibangku sekolah dasar.
Setiap kehidupan pasti akan pernah mengalami kegagalan. Seperti Pada masa panen yang pertama, ternyata hasil yang didapat kurang menguntungkan karena bukan kedua orang tua saya yang punya sawah akan tetapi bekerja dengan orang lain. Saya pun ikut terkena dampaknya, salah satunya adalah saya tidak makan sehari akan tetapi kedua orang tua saya dengan kasih sayangnya mereka berusaha untuk supaya anaknya bisa makan. Dengan kerja keras menahan terik panasnya matahari menahan haus kedua orang tua saya. Orang tuya saya lebih mendahulukan ankaknya agar bisa untuk makan, tidak hanya itu berkat bantuan keluarga dari ibu juga yang telah membantu keluarga saya.
Hari pun berganti hari panen yang kedua akhirnya menguntungkan saya senang sekali begitu pun kedua orang tercinta saya yaitu orang tua saya. Pada panen yang kedua itu umur saya sudah 6 tahun, saya pun berifikir apakah saya diterima nantinya disekolah dengan badanku yang pendek dibandingkan dengan teman-teman sebaya saya. Dan akhirnya saya diterima bersekolah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Saya sangat senang karena saya sudah bersekolah, namun ternyata hambatan dan halangan menghadang didepan, saya nunggak membayar uang spp selama dua bulan. Orang tua pun gelisah karena sudah tidak punya uang lagi karena lagi masa musim pacekelik. Saya sadar akan ekonomi saya kurang bawa bekal pun jarang dalam seminggu. Saya punya temen yang sama keadaannya sama saya. Namun dia lebih mandiri dalam hal mencari uang bekal sehari-hari. Saya pun ingin sepertinya, dengan semangatnya saya mengikutinya mencari uang yaitu dengan berjualan es keliling. Berjualan es keliling saya lakukan setelah saya pulang sekolah dengan tanpa rasa malu. Karena saya sadar saya bukan orang kaya, saya orang kurang mampu. Setiap harinya dua kali dalam sehari saya melakukan persembahyangan (Puja Tri Sandya) berdoa supaya diberi kelancaran bersekolah tepatnya di dalam kelas dengan posisi berdiri (padmasana). Tanpa disadari bahwa dengan berjualan es lilin keliling sangat bermanfaat bagi saya. Saya merasa senang dengan kegiatan yang saya lakukan dengan tanpa memikirkan hasil terlebih dahulu saya melakukannya. Dengan menghafalkan mantra pujatrisandya akhirnya saya bisa untuk melakukannya dirumah.
Berjualan keliling dengan membawa es lilin satu termos dengan jumlah yang lumayan banyak tubuh ini seakan tak menghiraukan panasnya terik matahari yang menyengat ditubuh saya. Demi kedua orang tua saya, setidaknya saya tidak minta uang jajan dalam seminggu. Berjualan es keliling saya lakukan selama kurang lebih 3,5 tahun. Terus saya lakukan pada saat saya duduk dibangku sekolah dasar. Dengan rasa kasih sayang saya kepada orang tua saya apapun saya lakukan, dari kecil saya sudah di didik untuk rajin bersembahyang. Karena saya hanya saya yang tinggal dirumah, kakak-kakak perempuan merantau kedenpasar. Maka dari itu saya menjadi pengganti mereka dirumah. Karena hal itu saya mencoba untuk bisa membuat sarana upacara seperti canang sari, ketupat, yang dibutuhkan disaat upacara berlangsung. Dan akhirnya saya pun bisa membuat canang serta ketupat untuk bersembahyang sehari-hari yang pada saat itu ibu dan salah satu teman saya yang mengajarkan cara pembuatan sarana persembahyangan tersbut. Pernah ada kejadian lucu ketika itu saya membantu ibu memasak, saya bertugas menggoreng telur sedangkan ibu pergi kepasar untuk membeli sayur-mayur, mungkin karena saya tidak terbiasa bangun pagi pagi sekali tidak merasa gorengan telur saya hangus. Karena saya mengantuk mata saya terasa berat sekali.
Kegiatan sehari-hari saya seperti biasa habis selesai pulang sekolah saya pun bergegas untuk berjualan es keliling. Sampai akhirnya saya masuk ke sekolah yang lebih tinggi yaitu kelas 1 SMP. Disanalah saya lebih diberi tanggung jawab lagi sama orang tua, untuk memberikan makan atau mencarikan rumput dua ekor sapi yang memang orang tua saya memelihara sapi serta ayam disawah. Kegiatan itu saya lakukan saat pulang sekolah dan hari minggu dapat dikatakan hampir setiap hari setiap waktu senggang saya. Dalam kegiatan itu saya mencoba untuk melakukan kegiatan tersebut dengan rasa tanggung jawab saya agar binatang peliharaan kedua orang tua saya tidak kelaparan, karena jujur saja menyabit belum saya pernah lakukan dan mengangkat beban yang berat dengan tubuh yang kecil ini saya rasa tidak sanggup untuk melakukannya. Namun dengan usaha dan rasa ingin tahu saya pun ingin melakukannya dengan mencari rumput dipinggir sawah ternyata sangat sulit dilakukan banyak tantangan seperti badan gatal, tangan luka, dan panas. Karena terbiasa saya lakukan dengan senang hati dan atas tanggung jawab yang diberikan oleh kedua orang tua saya, saya pun bisa mencari rumput untuk kedua sapi saya dengan keranjang yang besar dan dengan sabit yang tajam.

Dalam kesehariannya saya tidak hanya bergulat dengan pekerjaan yang diberikan kepada saya, akan tetapi kewajiban saya sebagai anak tentunya tahu diri yaitu dengan membersihkan rumah (menyapu halaman rumah, dan lainnya). Ke dua orang tua saya tidak terus menerus saya diberikan pekerjaan namun disaat mereka tidak sibuk pekerjaan saya diambil alihkan jadi saya bisa berisitrahat.
Walapun saya disibukan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh kedua orang tua saya, saya tidak lupa untuk belajar , karena itu yang utama. Disela-sela istrhat disawah saya sempatkan untuk membaca dan mengerjakan PR. Belajar dengan giat dan tekun itu sangat menguntungkan dan akhirnya saya pun meraih prestasi dikelas dengan peringkat pertama sampai akhir sekolah. Saya terlahir dikeluarga yang tidak mampu, untuk menghibur diri saya dari kesepian disaat waktu senggang saya. Saya memelihara satu ekor ayam dan anjing. Saya pelihara kedua binatang tersebut dengan baik, setiap harinya saya memberikan makan kepada binatang kesayangan saya. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, ayam saya sudah bertelur dan anjing saya tumbuh dengan besar dan sehat. Saya pun senang dengan hal itu. Telur ayam menetas dan menjadi itik hingga besar saya jadikan uang untuk memenuhi keperluan sekolah saya. Begitu pun anjing dengan setia menjaga ayam saya dari tangan-tangan jail alias pencuri. Saya tidak suka membunuh binatang, karena mereka sudah membantu saya dalam kehidupan saya. Maka dari itu saya sangat benci saat anjing saya dibunuh didepan mata kepala saya sendiri. Anjing kesayangan saya dibunuh saya pun sedih, tak terasa air mata pun menetes dari kedua bola mata saya.
Menyambung cerita pengalaman hidup saya diatas, setelah saya selesai menempuh pendidikan di SMP, saya pun melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan. Saya berfikir dengan masuk kesekolah kejuruan pastinya dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Dengan bersekolah di SMK tentunya mendapatkan praktek ataupun pengalaman kerja yang lebih dibandingkan dengan bersekolah di sma. Sama sepertinya halnya diatas saya sadar, saya sudah disekolahkan oleh kedua orang tua saya jadi saya berkewajiban membantu segala pekerjaan kedua orang tua saya, dengan semampunya. Tidak hanya hanya itu saya berusaha untuk menjadi terbaik di dalam akademik dan hal itu terwujud dengan kerja keras belajar dan belajar prestasi q raih kembali sampai akhir sekolah juga. Saya sangat senang sekali dengan kedaan itu. Kerja keras membuahkan hasilya. Apapun yang kita kerjakan dengan tulus, sungguh-sungguh pasti hasilnya tidak akan mengecewakan. Di sekolah menengah kejuruan ini, mengadakan tirtayatra sembahyang ke pura-pura yang ada di Bali. Saya pun ikut serta dengan senang hati. Saya pun bersembahyang di suatu pura salah satunya di pura penulisan, dengan udara yang begitu sejuk, serta tidak kalah menariknya menaiki tangga yang lumayan banyak jumlahnya membuat pernafasan tersengal-sengal. Terdengar suara binatang, serta alunan genta dari pemangku yang membuat suasana bertambah khusuk.
Pekerjaan orang tua tidak lepas dari pertanian. Saya bisa bersekolah karena bapak saya adalah seorang buruh tani. Saya bangga kepada kedua orang tu saya dengan kegigihan nya memberikan pendidikan kepada anaknya. Saya pun membantu kegiatan yang dilakukan oleh kedua orang tua saya. Setelah tanam padi disawah saya membantu membawakan pupuk, dari tempat pembelian pupuk hingga sampai ke tengah sawah. Melalui jalan yang tidak rata saya pun bergegas berjalan dengan nafas yang tersengal-sengal karena perjalanannya cukup jauh, dengan keringat yang bercucuran membasahi tubuh yang mungil ini.
Setiap pagi, sore hari saya selalu melakukan pekerjaan ini yaitu menyiram dan menyapu (membersihkan rumah). Dari rumah atas dan bawah saya bersihkan, dengan melalui tangga rumah, yang membuat pernafasan tersengal-sengal. Diwaktu libur saya gunakan untuk berolahraga lari pagi.
Setelah saya lulus dari smk, perasaan saya senang sekali, karena saya mampu melalui selama 3 tahun cobaan di bangku sekolah. Meski dengan susah payah saya lalui namun dengan perasaan yang senang. Setelah itu akhirnya saya bersekolah lagi hingga keperguruan Tinggi. Sama seperti halnya waktu bersekolah di tingkat SD, SMP, SMK, hingga Keperguruan Tinggi hal itu terjadi lagi. Hinaan itu tidak pernah lepas dari kehidupan saya. Mereka dengan ringan sekali mengucapkan, mengeluarkan kata-kata hinaan dengan mudahnya dari mulut mereka. Cobaan mulai mengahmpiri kehidupan saya lagi, namun dengan saya berfikir bahwa hidup ini harus saya lalui, harus saya jalani dengan kesabaran, ketabahan hati. Meski hati, telinga panas mendengar ucapan yang terlontar dari mulut mereka.
Dalam hal ini, kegiatan belajar di bangku perkuliahan lancar. Adanya saling kerjasama disaat teman membutuhkan bantuan meski materi saya tidak bisa berikan namun dengan hanya dari segi jasa, dan ilmu saya dapat berikan kepada teman saya, karena saya tahu hal itu juga dibutuhkan oleh teman saya. Pada saat itu dengan diadakannya kegiatan-kegiatan UKM, yang dimana mahasiswa harus mempunyai minimal satu ukm yang dimilikinya. Lalu saya tertarik dengan UKM Dharma gita dan UKM YOGA. Yang selanjutnya saya mengikuti latihan kedua UKM tersebut. Awal nya saya susah dan merasa canggung karena sebelumnya saya belum pernah melakukan gerakan-gerakan yang ada di dalam Yoga. Begitu juga dengan ukm dharma gita.
Latihan pun dilaksanakan setiap seminggu sekali, dengan instruktur yang membimbing pada saat latihan yoga. Pada saat latihan tentunya agak sedikit mengalami suatu kesulitan dalam hal kelenturan badan. Namun hal tersebut dapat saya atasi dengan baik. Dengan latihan yang rutin, saya pun bisa untuk melakukan gerakan daripada beberapa gerakan surya namaskara. Di dalam latihan yoga tidak hanya gerakan saja akan tetapi ada pengucapan mantra-mantra seperti mantra untuk yoga dan Gayatri mantram.
Setelah melewati beberapa latihan, saya pun ikut untuk ke pantai disana saya melakukan berusaha untuk bisa mengambang. Dengan konsentarsi penuh, namun hal itu gagal saya lakukan karena mengambang dengan tidak sempurna. Gerakan-gerakan yang sudah saya lakukan dalam gerakan Surya Namaskar adalah dua belas gerakan dalam surya namaskara. Yang dimana mempunyai fungsi dan manfaat yang berbeda-beda.
Waktu begitu cepat berlalu setelah saya berhasil melewati Ujian yang dilaksanakan oleh Ketua Ukm Yoga, dengan nilai yang memuaskan dengan usaha yang saya lakukan juga. saya pun di tunjuk dalam organisasi dalam ukm Yoga sebagai BPH (Badan Pengurus Harian). Dengan ikut organisasi tersebut untuk pertama kalinya saya mengikuti diklat Yoga yang diselenggarakan di Asram Gandhi Puri tempatnya di daerah Klungkung.
Disana banyak hal yang saya dapatkan tidak hanya teman-teman baru melainkan juga ilmu baru yang belum saya tahu sebelumnya. Mengikuti diklat dengan menaiki bukit dilakukan pada saat pagi hari dengan lilin sebagai penerangnya pada saat dini hari. Dengan kerjasama dari teman-teman dalam mencari jalan keluar menuju finish. Dalam perjalanan menuju finish, saya dan teman-teman diberikan minuman dengan berbagai macam rasa, ada rasa asin, pahit, asam dan manis. Nafas sudah tak terelakkan dengan tersengal-sengal diiringi sedikit canda tawa dengan tenaga yang masih tersisa mencoba untuk bertahan.
Setelah selesai kegiatan yang dilakukan, akhirnya tiba saatnya untuk mendengarkan dan melaksanakan apa yang dilakukan oleh narasumber. Di dalam asram gandi puri narasumber mengajak para peserta diklat untuk tertawa yang tentunya instrukturnya terlebih dahulu mengawali dengan tertawa, dan akhirnya satu persatu peserta diklat ikut serta tertawa dengan lepas tidak terkecuali saya juga . Mereka tertawa entah ada yang lucu atau tidak yang jelas harus tertawa. Setelah tertawa selama kurang lebi 5 menit dilaksanakan akhirnya tertawa dihentikan. Dan akhirnya dijelaskan maksud dari tertawa yang dilakukan, tertawa ternyata bermanfaat terhadap otak, wajah kita dengan tertawa dapat melupakan masalah-masalah yang ada setidaknya meringankan otak dalam menghadapi suatu masalah.


Selanjutnya setelah kegiatan tertawa dilakukan, dilanjutkan dengan perenungan suatu masalah, pesertaa diklat diajak untuk merenungkan kedua orang tuanya dirumah dengan suara musik yang menghayutkan perasaan, dan suara-suara dorongan untuk mengingat kedua orang tua yang ada dirumah. Seketika itu saya dan peserta diklat lainnya tak sanggup untuk menahan air mata, dan terjatuh membasahi pipi. Dalam pikiran yang seperti dihipnotis saya merenungkan dalam pikiran kesalahan-kesalahan yang saya pernah perbuat entah disengaja ataupun tidak kepada kedua orang tua saya. Dengan kegiatan itu saya disadarkan akan kemuliaan dari kedua orang tua saya. Sudah terlalu banyak dosa, kesalahan yang telah saya perbuat selama ini yang tak bisa terbayarkan oleh apapun.
  1. KOMENTAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar