Minggu, 12 Januari 2014

matsya purana



.
MATSYA PURANA
Mastya purana adalah salah satu dari kitab-kitab purana kuno, atau setidak-tidaknya salah satu dari karya-karya yang telah mengawetkan kebanyakan naskah kuno itu melalui pertimbangan yang jujur terhadap definisi sebuah purana. Bermula dengan ceritra banjir besar atau banjir bandang, dari banjir itu keluarlah Sang Hyang Visnu dengan wujud sebagai seekor Ikan besar (matsya) yang bertujuan untuk menyelematkan Manu sendiri. Sedangkan kapal tempat manu berlayar terus ditarik oleh ikan itu. Percakapan antara manu dan Sang Hyang Visnu dalam wujudnya sebagai seekor ikan merupakan bahan penyusunan kitab Purana ini. Uraian tentang penciptaan dijelaskan secara rinci, disusul dengan genealogi (silsilah asal-usul para raja dan rsi) yang di dalamnya disisipkan suatu bagian tentang kakek moyang (para leluhur) dan cara memuja mereka (bab14-22). Tak ada satupun bagian-baguan geografis,astronomis, dan kronologis yang biasa dan merupakansebuah karakter dari kitab-kitab purana itu tidak disebutkan, dan menurut V.A Smith data-data para raja yang tercantum dalam Purana ini khususnya, dapat bisa dipercaya terutama tentang dinasti Andhra. Kitab purana dalam banyak hal mempunyai banyak persamaan dengan kitab Mahabrata dan Harivamsa, seperti cerita-cerita tentang raja Yayati (bab24-43), Savitri (bab 208-214), inkarnasi Sang Hyang Visnu (bab 161-179, 244-248) ; dan seringkali ada kecocokan yang sangat harfiah, akan tetapi terdapat amat banyak taambahan dan sisipan yang ditambahkan belakangan, misalnya kita temukan satu bagian yang luar biasa tentang cara-cara merayakan perayaan dan aktivitas ritual berupa Vrata (puasa) yang diuaraikan bab 54-102, pengagungan tempat-tempat suci Allahabad ( Prayagamahatnya, bab 103-1120, Benares (Varansi dan Avimuktamahatmya0, pada bab 180-185, dan keutamaan sungai Narmada (bab 186-194) ; lalu bagian berikutnya mengenai tugas dan kewajiban seorang raja (bab215-227), mengenai tanda-tanda dilangit (omen) dan isyarat-isyarat tertentu seperti gempa bumi 9228-238), upacara-upacara pada pembangunan pura dan taman-taman (bab258-270), enam belas macam sumbangan yang dirakhmati (dana punya) pada bab 274-289, dst. Sepanjang isinya Matsya Purana menunjukkan karakter Sivaistik, dengan banyak alasan seperti dapat digolongkan sebagai Visnuistik, perayaan-perayaan keagamaan dari sampradaya Saivistik, dan kedua mitos Sang Hyang Visnu dan Sang Hyang Siva dikisahkan berdampingan. Dalam bab 13 Devi (Gauri sakti Sang Hyang Siva) menyebutkan satu persatu kepada Daksa seribu delapan nama dengan nama-nama Gauri diagungkan, adalah jelas bahwa kedua sekta baik Siva maupun Vaisnava menggunakan karya itu sebagai sebuah buku suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar