SIVASIDDHANTA
II
Mantra-Mantra
Keseharian diKajian Sivasiddhanta
Dosen Pengampu: I
Ketut Pasek Gunawan, S.Pd.H
OLEH
LUH AYU LESTARI
10.1.1.1.1.3855
FAKULTAS
DHARMA ACARYA
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA
INSTITUT
HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2012
Mantra
berasal dari kata man dan tra. Man adalah manah atau pikiran dan tra
adalah trayate berarti n dan menyelamatkan atau menyebrangkan. Jadi
matra berarti mengucapkan huruf-huruf, kata dan kalimat suci yang
mampu menyelamatkan dan menyebrangkan pikiran dari kekcauan,
kekalutan, dorongan-dorongan dan kotoran yang menutupinya dari karma
masa lampau.
Ajaran
Sivasiddhanta di Bali terdiri dari tiga kerangka utama yaitu Tattwa,
susila dan Upacara keagamaan. Tattwa atau filosofi yang mendasarinya
adalah ajaran Siva Tattva. Di dalam Siva Tattwa, Sang Hyang Widhi
adalah Ida Bhatara Siva. Dalam Lontar Jnana Sidhanta dinyatakan bahwa
ida bhatara siva adalah Esa yang bermanifestasi beraneka menjadi
bhatara-bhatari. Beberapa mantra persembahyangan dan Mantra lainnya
yaitu:
- 1.1 Mantra pembersihan tangan (mencuci tangan)
Om,
ang argha dwaya ya namah swaha
(Om
hyang widhi, semoga kedua tangan hamba menjadi bersih)
- Mantra pembersihan tangan (saat sembahyang) (kara sodhana)
1.2.1 Tangan kanan diatas tangan
kiri : Om Suddhamam Swaha
(Ya
Tuhan sucikanlah hamba)
1.2.2
Tangan Kiri diatas tangan kanan : Om ati suddhamam swaha
(Ya
Tuhan, sucikanlah pikiran hamba)
- Mantra pembersihan mulut
Om,
Cam camani ya namah swaha
Om
waktra parisudha ya namah swaha
Om
jang jihwahya ya namah
(Om
hyang widhi, semoga muka hamba bersih)
(Om
Hyang Widhi, semoga mulut hamba bersih)
- Mantrapembersihan Bunga
Om
puspaddanta ya namah
(Ya
Tuhan sucikanlah bunga ini)
- Mantra penyucian atau pembersihan kaki
Om
,Am Kham kasodhaya Isvara ya namah svaha
(Om
Hyang Widhi, semoga kaki hamba bersih)
Om
pang pada dwaya ya namah
(Om
Hyang Widhi semoga kedua kaki hamba bersih)
- Mantra pembersihan Dupa
Om
Ang Dupa dipastra ya namah swaha
(Om
Hyang Widhi, hamba mempersembahkan dupa ini)
- Mantra duduk (Perempuan Bajrasana, Laki-laki silasana)
Asana,
sikap badan tegak yang baik dan sempurna
Om,
Prasadasthiti sarira ciwa suci nirmala ya namah swaha
(
Ya Tuhan dalam wujud siwa, suci tak ternoda, hamba telah duduk dengan
tenang)
Kesimpulan: Jadi segala mantra
yang telah kita ucapkan setiap ada upacara persembahyangan, salah
satunya atau ada bebberapa yang mengcucapkan nama siva dimana letak
keterkaitannya sangat erat dengan ajaran sivasiddhanta. Dan dalam
Pustaka Wreshpati tatwa menyatakan bahwa:
Siva tattva ngarannya sukha tanpa
wali duka, sada siva tattwa ngarannya tanpa wwit tanpa tungtung ikang
sukha. Paramasiva tattwa ngaranya niskala tan wenang winastwan ikang
sukha.
(Wrehaspati Tattwa.50).
Artinya: Hakikat memuja Tuhan
siva untuk mencapai kebahagiaan yang tidak berbalik pada kedukaan,
memuja Tuhan sebagai Sadasiva akan mencapai kebahagiaan yang tidak
ada awal dan tidak ada akhirnya, memuja Tuhan sebagai Paramasiva
mencapai kebahagiaan niskala yang tidak dapat dilukiskan kebahagiaan
itu.
- Hari raya pagerwesi sering diartikan oleh umat hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sang Hyang Pramesti Guru. Sang Hyang Pramesti Guru adalah nama lain dari dewa Siva sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur.
Hari
raya pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (rabu) kliwon wuku
shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210hari sekali.Sama halnya
dengan Galungan, pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari
raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun umat walaka.
Mantra Pagerwesi
Om Giripati maho wiryam
Maha dewa pratistha lingam
Sarva dewa pranam yanam
Sarwa jagat pratistanam
Om giripati di pata ya namah
Artinya:
Ya Tuhan, bergelar Giripati yang
maha agung, Maha dewa dengan lingga yang mantap, semua dewa sembah
padamu, Om Giripati hamba memujamu.
Makna Filosofi:
Sebagaimana telah disebutkan
dalam Lontar Sudarigama, Pagerwesi yang jatuh pada Budha Kliwon
Shinta merupakan hari payogan Sang Hyang Pramesti Guru diiringi oleh
Dewata nawa sangga. Hal ini mengundang makna bahwa Hyang pramesti
guru adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai Guru sejati.
Mengadakan yoga berarti Tuhan menciptakan dirinya sebagai Guru.
Barang siapa yang meyucikan dirinya akan dapat mencapai kekuatan yoga
dari Hyang Pramesti Guru. Kekuatan itulah yang akan dipakai memagari
diri. Guru yang sejati adalah Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu inti
dari perayaan Pagerwesi itu adalah memuja Tuhan sebagai guru yang
sejati. Memuja berarti menyerahkan diri, menghormati, memohon,
memuji, dan memusatkan diri. Ini berarti kita harus menyerahkan
kebodohan kita kepada Tuhan agar beliau sebagai guru sejati dapat
mengisi kita dengan kesucian dan pengetahuan sejati.
Pada
hari Pagerwesi adalah hari yang paling baik mendekatkan atman kepada
Brahman sebagai Guru Sejati. Pengetahuan Sejati itulah sesungguhnya
merupakan “pager besi” untuk melindungi hidup kita di dunia ini.
Disamping itu Sang Hyang Pramesti Guru beryoga bersama Dewata Nawa
Sangga adalah untuk “ Ngawerdhiaken sarwa tumitah muang sarwa
tumuwuh” ngawerdihaken artinya: mengembangkan. Tumitah artinya:
yang ditakdirkan atau yang terlahirkan. Tumuwuh artinya;
Tumbuh-tumbuhan.
- Mantra Persembahyangan Tri Sandya
- Melaksanakan asana “Om prasadashtiti carira siva cuci nirmalaya namah svaha” artinya Ya Tuhan dalam wujud siwa, suci tak ternoda hamba telah duduk dengan tenang.
- Pranayama sikap mengatur nafas yaitu sebelum pranayama dilaksanakan ucakan mantra seperti yang dijelaskan diatas. Setelah itu barulah menarik nafas dengan mantra “Om ang Namah” menahan nafas “Om ung namah” dan mengeluarkan nafas “ Om mang Namah”
- Karasoddhana yaitu membersihkan tangan kanan “Om suddhamam swaha” (ya tuhan sucikanlah tangan kanan hamba), tangan kiri “Om ati suddhamam Swaha” Ya tuhan bersihkanlah tangan kiri hamba” Mulut “Om waktra Sudhhamam swaha, ya tuhan bersihkanlah mulut hamba.
- Mensucikan Dupa “ Om ang Dupa Dipastra ya namah swaha” ya tuhan sucikanlah dupa hamba, Bunga “Om puspadanta ya namah swaha” Ya tuhan secikanlah bunga hamba.
- Bait pertama “ Om bhur bwah swah tat sawitur warenyam bhargo Dewasya dhimahih dhiyo yo nah pracodayat” artinya: Ya Tuhan hamba menyembah kecermerlangan dan kemulyaan Ida Sang Hyang Widdhi Wasa yang menguasai bumi, langit dan sorga semoga menganugerahkan kecerdasan dan semangat pada pikiran hamba.
- Bait kedua” Om narayana ewedam sarwam yad Bhutam ya ca bhawyam niskalanko niranjano nirwikalapo nirakhyatah cudho dewa eko, narayana na dwityo asti kascit” Artinya: Ya Tuhan yang semua berasal dari tuhan yang telah ada maupun yang akan ada, sang hyang widhi bersifat gaib tak ternoda, tidak terikat oleh perubahan, tidak dapat di ungkapkan suci sang hyang widhi tiada duanya.
- Baait ketiga “ Om twam sivah twam mahadewah, isvarah paramesvara, brahma, visnuca rudrasca, purusah parikirtitah” artinya: Ya Tuhan engkau disebut siva yang meganugerahkan kerahayuan, mahadewa, dewa tertinggi, iswara yang mahakuasa, brahma pencipta alam semesta dan segala isinya, rudra yang sangat menakutkan dan purusa kesadaran agung hamba memujamu.
- Bait keempat “ Om Papoham papa karmanam, papatma papa sambahawah, trahinam pundarikaksa sabahya bhyantara sucih” Artinya: Ya Tuhan hamba ini papa, perbuatan hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Tuhan yang bermata indah bagaikan bunga teratai sucikan jiwa dan raga.
- Bait kelima “ Om ksamasvamam mahadewah sarvaprani hitankara, mammoca sarva papabhyah, palasyasva sada siva” artinya: Ya Tuhan ampunilah hamba, sang hyang widdhi yang maha agung, anugerahkanlah kesejahteraan kepada semua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh yang maha agung.
- Bait keenam “Om ksantavyah kayika dosah, ksantavyo vaciko mama, ksantavyo manaso dosah, tat pramadat ksmasvamam” Om santih, santih, santih Om artinya: Ya Tuhan Yang Agung ampunilah dosa hamba, yang di lakukan oleh badan hamba, yang keluar dari kata-kata hamba dosa dan pikiran hamba dan ampunilah dosa hamba dari kelalaian hamba semoga damai di hati, damai di dunia dan damai selalu.
- Sembah tanpa bunga/ sembah puyung “ Om atma tatvatma suddhamam svaha” artinya: Ya Tuhan bersihkanlah atma hamba.
- Menyembah sang hyang widhi wasa sebagai aditya dengan sarana bunga putih “ Om adityasya param jyoti, rakta tejo namaostute, sveta pankaja madhyastah, bhaskaraya namaostute artinya: Ya Tuhan sinar surya yang maha hebat, engkau bersinar merah, hormat padamu, engkau yang berada di tengah-tengah teratai putih, hormat padamu penuh sinar.
- Menyembah sang hyang widdhi sebagai ista dewata dengan sarana kwangen atau bunga pancawarna “Om namo dvaya adhistanaya sarva vyapi, vai sivaya, padmasana ekapratisthaya, ardhanaresvarya namo namah swaha” artinya: Ya Tuhan hormat kami kepada dewa yang bersemayam di tempat utama pada siwa yang sesungguhnya berada di mana-mana, kepada dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai, sebagai suatu tempat kepada ardhanareswari hamba menghormat.
- Menyembah tuhan pemberi anugerah “Om nugraha manohara dewa dattanugrahaka, arcanam saarva pujanam, namah sarvanugrahaka, dewa-dewi maha siddhi, yajnanga nirmalatmaka, laksi siddhisca dirgayuh, nirvighna sukha vrddhisca artinya: Ya Tuhan engkau yang menarik hati pemberi anugrah, dewa pemberi nugrah, pujaan dalam semua pujaan, hormat padamu pemberi anugrah, kemehasidiaan dewa dan dewi berwujud yadnya, pribadi suci, kebahagiaan, kesempurnaan, kegembiraan dan kemajuan.
- Bait kelima “ Sembah puyung memohon kesuksemaan “Om dewa suksma, paramacintya ya namah svaha” artinya Ya Tuhan hormat dan sujud pada dewa yang tak terpikirkan yang maha tinggi dan gaib.
`9. Mantra Saraswati: “ Om
brahma putrid mahadewi brahmamanya brahma wandhini saraswati diphata
ya namah” artiya Oh saktimu mahadewi, pancara pradana dri brahma,
dewi kemampuan berpikir dan maha bijaksana om dewi saraswati hamba
memujamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar