BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Apakah
yang dapat dimengerti ketika mendengar istilah kata Islam atau agama
Islam, hanya melihat orang-orang atau uamat islam dengan segala
aktifitasnya belum dapat dikatakan sebagai hal yang telah memahami
tentang Islam dan Agama Islam, oleh sebab itu untuk mengetahui dan
memahami agama islam secara mendalam membutuhkan waktu untuk membaca
sumber-sumber ajaran islam secara baik dan benar. Cara yang baik dan
benar itupun belum menjamin untuk dapat mengetahui keseluruhan dari
keluasan kedalaman dan kesempurnaan Islam, walaupun semua itu sangat
jauh namun demi untuk mengetahuidan memahami Isla, maka studi melalui
sumber-sumber yang valid dan ditulis oleh penganutnya betapapun
sulitnya dipahami namun harus dilaksanakan.
Hamid
(2007) menguraikan bahwa kata Islam berasal dari bahasa arab aslama,
yuslimu,
islam.
Ditinjau
dari aspek bahasa kata islam itu memiliki beberapa arti antara lain
(1) Islam berarti taat, patuh dan berserah diri kepada Allah SWT. (2)
Islam juga berarti damai dan kasih sayang maksudnya adalah bahwa
Agama Islam mengajarkan perdamaian dan kassih sayag bagi umatnya
manusia tanpa memandang warna kulit, agama dan status social. Oleh
karena itu Islam tidak membenarkan adanya penjajahan. (3) Islam juga
berarti selamat, maksudnya Islam merupakan petunjukuntuk memperoleh
keselamatan hidup baik didunia maupun di akhirat kelak. Itulah
sebabnya salam dalam agama Islam adalah Assalamu’alaikum
wa rohmatullahi wa barakatuh
(semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan-Nya padamu)
Ahmadi
(1990) menguraikan bahwa Islam mengajrakan agar manusia percaya
kepada yang gaib, yang tidak kelihatan tetapi ada seperti malaikat,
jin dan setan. Malaikat lambang kebaikan, syetan lambang keburukan
sedangkan jin sebagaimana manusia ada yang baik dan ada yang buruk.
Islam mengajarkan agar supaya orang dekat kepada Allah “Tuhan”
maka harus melakukan peribadatan seperti shalat, puasa, zakat.
1.2
Rumusan Masalah
2.1
Kewajiban seorang muslim
1.2.2
Kitab Suci Islam
1.2.3
Kitab Suci yang lain
1.2.4
Pandangan Islam terhadap Kitab Suci yang lain
1.2.5
Jihad dalam Islam
1.2.6
Rukun Islam
1.2.7
Islam tentang Perang dan Damai
1.2.8
Islam dan Peilaku Memaafkan
1.2.9
Islam dan Moralitas
1.2.10
Pandangan Islam tentang Ramalan dan Sihir
1.2.11
Syirik
1.2.12
Wanita dalam Pandangan Islam
1.2.13
Takdir
- oleransi
- Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.3.1
Untuk dapat mengetahui secara meluas tentang Agama islam dalam hal
yang terdapat dalam rumusan masalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kewajiban Seorang Muslim
Hal
yang terpenting yang harus di sadari oleh setiap penganut agama
adalah seberapa jauh ia telah melaksanakan kewajiban-kewajiban yng
diperintahkan oleh agama yang diyakini. Kesempurnaan dalam
menjalankan kewajiban agama menjadi indikasi terhadap keluhuran
seseorang. Kartanegara(2007) menguraikan bahwa untuk menjaadi muslim
yang baik, seseorang harus melaksanakan kewajiban dan ritual-ritual
keagamaan semaksimal mungkin, yang telah diatur dalam syariat,
seperti bewudu, apa syarat dan rukun salat dan serta berapa kali
dalam sehari-semalam, bagaimana cara berpuasa, berzakat, ibadah haji.
Sekalipun ritual-ritual keagamaan terkesan bersifat fisik, namun
sebenarnya hikmah dalam setiap ritual tersebut setiap yang
dibicarakan oleh para sufi, yang menunjukkan betapa ibadah kita
kepada Tuhan itu bersifat menyeluruh yaitu fisik dan juga spiritual,
lahir dan bhatin.
2.2
Kitab Suci Islam
Kitab
suci agama islam adalah Al-Qur’an. Kartanegara (2007) menguraikan
bahwa Al-Qur’an adalh firrman atau kata yang berasal dari Allah
SWT. Kaum muslimin percaya bahwa semua yang tertulis didalam
Al-Qur’an berasal dari Allah SWT , baik kata-katanya maupun
suaranya. Nabi Muhamad SAW dengan kepekaan, kebersihan hatinya dapat
memahami dengan baik dan sempurna semua yang disampaikan melalui
jibril oleh Allah SWT.
Kertanegara
menguraikan bahwa adapun sunnahatau hadits adalah sebagai khabar
(berita) yang berkenaan dengan Nabi Muhamad SAW, baik yang
berhubungan dengan perkataan, perbuatan, maupun ketetapan yang
berbeda dengan Al-Qur’an yang dipercaya berasal dariAllah SWT
sendiri. Ijtihad adalah segala hasil dari usaha sungguh-sungguh para
ulama (sarjana muslim) untuk menarik sebuah keputusan hukum yang
belumjelas statusnya dari sumber-sumber utama hukum islam, yaiu
Al-Qur’an dan Sunnah.
2.3
Kitab Suci Yang Lain
Kitab
Suci agama islam adalah Al-Qur’an. (Kartanegara 2007) umat islam
dituntut untuk mempercayai kitab-kitab lain yang diturunkan oleh
Allah SWT, kepada nabi dan rasulnya. Ada tiga kitab suci selain
Al-Qur’an. Pertama Taurat (Taruah) yang di turunkan oleh Allah SWT
kepada nabi Musa As (Moses) termasuk 10 firman. Kedua disebut Zabur
(Masmur) yang diyakini diturunkan kepada Nabi Dawud As (David).
Ketiga injil (Bible) yang dipercaya diturunkan Allah SWT kepada nabi
isa As (yesus)
2.4
Pandangan Islam terhadap Kitab Suci yang lain.
Kartanegara
(2007) menguraikan bahwa menurut pandangan Islam, ajaran dasar dari
semua kitab suci adalah sama yaitu mengajarkan tentang keesaan Allah
SWT. Bahkan menurut Al-Qul’an semua nabi Adam, Ibrahim, Musa, Isa,
sampai dnegan Muhamad Saw semua mengajarkan ajaran pokok yang sama ,
karena memang berasal dari Tuhan yang sama dan esa. Oleh karena itu
kita dapatkan, misalnya Nabi Yusuf AS menyerukan ajaran tawhid
(keesaan Allah) kepada rekan pidananya (Q.S. 12:40), Nabi Isa AS
mengajak umatnya menyembah Tuhan yang esa, Tuhannya, dan Tuhan umat
manusia (Q.S. 5:72). Kartanegara (2007) menguraikan bahwa dalam
sejarah,islam memiliki kesaksian dan historisitas yang lebih jelas
dalam hal kitab suci, dari pada sejarah dan kitab-kitab suci yang
lainnya. Karena begitu Al-Qur’an diturunkan, Nabi Muhamad SAW
langsung meminta sekretarisnya, Zaid bin Tsabit, untuk mencatat
apapun yang diterimanya. Jadi Al-Qur’an ditulis selagi Muhamad SAW
masih hidup dan segera setelah beliau meinggal seluruh Al-Qur’an
yang ditulis secara terpisah dihimpu, dengan bantuan yang telah
menghafalnya . Dan bible yang terdiri dari empat kitab yang disebut
Injil Lukas, Injil Markus, Injil Matius, Injil Yahya (Yohanes) yang
ditulis beberapa tahun ssetelah Nabi Isa AS (Yesus)di angkat. Dalam
Al-Qur’an sendiri tidak menyebutkan nama-nama diatas akan tetapai
dikatakan bahwa sebagaian dari para pendeta menambahkan dan
mengurangi sesuatu kedalam atau dari kitabsuci Injil(Q.S. 2:146).
Banyak orang Islam memandang Injil Barnabas, lenih dekat kepada
aslinya, tetapi oleh kebanyakan orang Kristen justru ditolak (Untuk
menghistorisitas Yesys dan Injil barangkali ada baiknya membaca buku
yang berjudul DeadSea Scroll). Tidak ada refrensi yang langsung tetag
tokoh Paulus, tetapi Al-Qur’an mengkritik konsep Trinitas sebagai
suatu ajaran yang tidak otentik dari Injil.
2.5
Jihad dalam Islam
Masih
banyak orang yang keliru dalam memahami tentang esensi istilah kata
“jihad’ dan juga kata istilah “Islam’’.Oleh sebab itu untuk
memiliki pemahaman yang benar terhadap kedua istilah itu, maka mau
toidak mau seseorang harus berusaha mencari rumusan atau terminology
kata tersebut agar kesalahpahaman itu secepatnya hilang. Kartanegara
(2007) menguraikan bahwa kata “Islam” berasal dari kata salam
yang artinya damai (kedamaian). Islam sangat menekankan perdamaian.
Islam juga pada prinsipnya melarang terjadinya perang kecuali ada
factor-faktor yang mengharuskannya misalnya untuk membela kedaulatan
wilayah dan agresi musuh. Seorang muslim sangat melarang untuk
membunuh seseorang tanpa alasan yang dapat dibenarkan oleh hukum(
syari’ah), karena membunuh seseorang tanpa alasan, dipandang sama
dengan menghancurkan kemanusiaan. Tetapi kalau wilayah Islam diserang
tanpa alasan yang jelas, maka Islampun menyerukan perang suci melawan
musuh yang dikenal dengan istilah Jihad.
Islam
mengenal dua macam Jihad. Pertama Jihad kecil (lesser war) yaitu
perang melawan musush dalam bentuk fisik. Kedua perang besar (jihad
akbar) yaitu perang melawan hawa nafsu. Untuk menjadi seorang mujahid
(orang yang berperang) bukan hanya melalui fisik dan akal tetapi juga
hati (qaib). Islam selalu menekankan keseimbangan antara daya-daya
fisik, intelektual, moral, dan spiritual.Begitu juga dengan kearifa,
ia tercapai ketika ilmu pengetahuan bersatu dalam perilaku saleh,
selaras antara kata dan perbuatan. Bukan hanya sebuah bualan kosong.
Islam menghargai ilmu sebagai cahaya karena dapat membimbing menuju
jalan kebenaran.Nabi Muhamad SAW mengingatkan bahwa “Ilmu tanpa
amal ibaratpohon yang tak berubah”.
2.6
Rukun Islam
Hamid
(2007) menguraikan bahwa seseorang yang memploklamir diri memeluk
Islam maka wajib mengamalkan Rukun Islam. Rukun Islam sebagaimana
yang dimaksudkan itu adalah (1) Syahadat, (2) Sholat, (3) Zakat, (4)
Puasa, (5) Naik haji. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa ketika
Nabi Muhamad SAW ditanya tetang islam, beliau menjawab bahwa islam
adalah: (1) Mengucapkan Syadat, (2) Medirikan Sholat, (3) Mambayar
Zakat, (4) Berpuasa (dibulan Ramadhan) (5) Pergi haji bagi yang mampu
melaksanaknnya.
Uraian
tetanf rukun islam dapat diberikan penjelasan secara singkat:
1).
Mengucapkan Syadat dengan lafal “ Asyhadu
an la ilaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad Rasul Allah”
Artinya: Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhamad utusan Allah.
2).
Salat dilkukan 5kali sehari-semalam, dengan perincian sebagai
berikut:
a.
Salat Isya (4 rakaat diwaktu maghrib)
b.
Salat Subuh (2 rakaat di waktu fajar)
c)
Salat Lohor (Zuhur) (4 rakaat di lakukan diwaktu Siang)
d).
Salat Asar (4 rakaat di lakukan di sore hari)
e)
Salat Mghrib (3 rakaat dilakukan setelah tenggelamnya matahari)
3).
Zakat dibagi menjadi 2 bagian:
a).
Zakat Fitrah, yaitu zakat yang dikeluarkan pada awal Ramadhan
sampai
sebelum salat Idul Fitri dilaksanakan atau disebut juga Zakat kepala.
b).
Zakat Harta (penghasilan) yang dibayar ketika mencapai nilai tertentu
(k.l 80 gram emas) dan mencapai nisab ( disimpan selama masa 1 tahun
dalam arti tidak digunakan atau dijual pada kurun waktu tersebut).
4).
Puasa dilakukan oleh setiap muslim yang telah baligh (mature), selama
satu bulan penuh di bulan suci Ramadhan. Caranya adalah dengan
menahan lapar dan haus (tidak makan tidak minum sesuatu apapun). Dari
fajar (sebelum subuh) hingga terbenamnya matahari Adapun tujuannya
adalah untuk meningkatkan ketakwaan (Q.S. 2: 183).
5).
Ibadah Haji yaitu berkunjung ke mekah, madinah dan sekitarnya untuk
melakukan ritual tertentu dengan mengenakan pakaian khusus ( ihram),
ber-yhawaf ( berkeliling kakbah 7 kali), melakukan sa’I (lari-lari
kecil antara bukit shafa dan marwah), Wukuf (berdiam diri dipadang
Arafah) kemudian bermalam di Muzdalifah dan melempar batu kecil
(jumrah/jamarat) di Mina. Disunahkan juga berkorban, sehingga
peristiwa ini juga disebut hari araya Korban yang jatuh pada setiap
tanggal 10 bulan haji (Dzulhijjah)
2.7
Islam tentang Perang dan Damai
Hamid
(2007) menguraikan bahwa sesungguhnya Islam mengajarkan kasih sayang
dan perdamaian terhadap segenap umat manusia tanpa memandang warna
kulit dan agama. Oleh sebab itu taktala kaummuslim pada masa awal
kemunculan Islam diperlakukan sewenang-wenang oleh kaum kafir. Nabi
Muhamad SAW Tidak melakukan pembalasan. Hingga beberapa lamanya Nabi
Muhamad SAW menunggu petunjuk dari Allah SWT untuk mengatasi maslah
tersebut. Akhirnya turun firman yang menyatakan bahwa ‘kaum muslim
boleh membela diri’. Kemudian Nabi Muhamad mengadakan serangan
balasan setiap kali diserang. Akhirnya peperanganpun tidak dapat
dihindari pada awal masa penyebaran agama Islam. Sesungguhnya
peperangan ini yang dipurtuskan oleh Nabi Muhamad SAW itu sendiri
tidak lebih dari sekedar untuk menengakkan agama Allah SWT Dan
mempertahankan diri. Kartanegara (2007) menguraikan telah dibahas
sebelumya islam tidak membolehkan perang dan pembunuhan kecuali ada
sebab-sebab yang dibenarkan oleh agama. Islam mengutuk mereka yang
membunuh dengan cara apapun tanpa alasan (bighayri haqq) bahka
dilarang membunuh anak (termasuk aborsi) jika hanya alasan takut
kelaparan (Q.S. 18:31). Islam cinta damai sesuai dengan namanya.
Meskipun begitu islam juga bukan agama yang bmemebiarkan agresi
seseorang terhadap diri, keluarga maupun bangsanya. Islam
memperbolehkan melakukan perlawanan, perang bahkan pembalasan yang
setimpal, kalau memang ditemukan alasan-alasan yang dibenarkan oleh
hukum (syari’ah). Islam tidak mengenal ajaran pasrah kepada kaisar
kalau ia tidak berlaku adail. Islam memiliki konsep perang suci
(jiad)kalau situasi memaksa harus berperang. Tetapi islam lebih
memilih damai kalau masih dapat diusahakan, dan jika pihak musuh
mengakui kebenarannya.
2.8
Islam dan Perilaku Memaafkan
Perilaku
memaafkan merupakan cii dari manusia sebagai makhluk yang paling
mulia. Sebab selain karena manusia adalah mahluk ynag berpikir atau
bernalar sehingga ia disebut sebagai mahluk yang paling mulia, maka
sifat memaafkan merupakan hiasan yang mempercantik kemuliaan manusia.
Agama Isslam adalah agama yang menekankan kepada perilaku memaafkan.
Islam sangat menganjurkan agar permusuhan itu jangan smpai terbawa
mati.oleh sebab ituselagi hidup segala permusuhan maka harus ada
perdamaian, perdamaian hanya dapat dibangun dengan saling memaafkan.
Kartanegara
(2007) menguraikan bahwa seorang muslim harus memiliki sifat pemaaf
karena merupakan sifat Tuhan, sebagai penerima tobat, yang maha
pengampun lagi maha penyayang (Q.S. 2:128). Sifat pemaaf adalah sifat
utama Rasullulah Muhamad SAW. Diceritakan ketika beliau berdakwah
(menyampaikan pesan illahi) kepada orang-orang tha’if (dekat mekah)
ia tidak mendapatkan sambutan apa-apa, kecuali pengusiran, penghinaan
dan penganiayaan (dengan lemparan kotoran dan batu) . sehingga beliau
terluka dan mengeluarkan banyak darah, ketika beliau berti-rah
(istirahat)
dikebun anggur, datanglah malaikat jibril mewawarkan jasa kepadanya
untuk membalas perlakuan orang-orang tha’if apakah mau
ditenggelamkan kebumi, dijungkir balikkan kotanya, atau apa saja yang
di inginkannya. Tapi Nabi muhamad SAW mengatakan jangan lakukan itu
semua, sebaliknya beliau memaafkan kesalahan-kesalahan mereka, karena
yakin bahwa mereka melakukan itu disebabkan ketidaktahuan mereka.
Ternyata jawaban itu benar karena dikemudian hari orang-orang tha’if,
ternyata merupakan pengikut-pengikut beliau yang sangat setia.
2.9
Islam dan Moralitas
Moral
yang baik adalah ukuran sebagai orang yang taat dalam melaksanakan
ajaran agama. Oleh sebab itu setiap agama menganjurkan agar umatnya
meraih atau memiliki moral yang baik. Ahmadi (1991) menguraikan bahwa
moralitas atau akhlak merupakan unsure ketiga dari garis besar pokok
ajaran Islamyang terdiri dari akidah,
syari’ah dan
akhlak. Kaaertanegara(2007)
menguraikan bahwa islam sebagai ajaran agama yang sangat mengutamakan
akhlak atau moral seperrti dikatakan oleh muhamad iqbal seorang
pemikir Islam dari benua India, bahwa moral lebih pentin dari pada
ide. Nabi Muhamad SAW sendiri bersabda ‘sesungguhnya aku diutus
semata-mata untuk menyempurnakan akhlak (moral) manusia.
Akhlak
atau ajaran-ajaran moral yang ingin dikembangkan Islam adalah
menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian,Islam
sangat menjungjung harkat, martabat dan kehormatan manusia. Larangan
untuk minuman-minuman keras didasarkan pada penghargaan islam yang
tinggi terhadap akal, karena mengkonsumsi minuman keras dan
sejenisnya dapat menghilangkan atau merusak kualitas akal. Islam
tentu saja menghargai jiwa manusia, karena itu membunuh manusia yang
tak berdosa sangatlah di-cela, karena akan sama nilainya dengan
membunuh kemanusiaan. Bahkan untuk menyelamatkann jiwa seseorang atau
dalam keadaan darurat, kita dibolehkan mengkonsumsi benda-benda yang
diharamkan, seperti babi dan minuman keras (kartanegara 2007).
Demikian pula islam sangat menghargai harta benda seseorang, karena
itu seseorang dilarang untuk mencuri harta orang lain dan membeikan
hukuman yang keras terhadap pencuri (dengan potong tangan). Islam
sangat menjunjung tinggi kehormatan seseorang, sehingga islam
melarang umatnya untuk melakukan zina (hubungan badan diluar nikah),
karena islam sangat mengormati keluarga dan keturunan serta
memberikan hukuman untuk pelaku zina, baik lajang dnegan lajang,
maupun yang sudah menikah. Islam sangat menganjurkan keadilan karena
itu islam melarang segala macam bentuk kecurangan baik dalam
timbangan, transaksi maupun bisnis dengan cara sogok, riba dan
praktik renternir. Tentu saja semua itu sseorang muslim dilarang
untuk menyekutukan Tuhan (syirik).
2.10
Pandangan Islam tentang Ramalan dan Sihir
Ramalan
adalah sebuah upaya untuk menafsirkan atau membayangkan sesuatu yang
belum terjadi. Bukan saja agama yang mengakui tentang ramalan, bahkan
sains exacta seperti badan metrology dan geofisika juga meramal akan
terjadinya hujan. Selain sain excakta seperti ilmu matematika juga
memiliki keyakinan terhadap ramalan yangdituangkan dengan ‘teori
kemungkinan” kebenaran-kebenaran ilmu semuanya menganung
probabilitas atau kemungkinan sehingga semua mengandung ramalan. Oleh
sebab itu tidaklah mengherankan jika ada orang yang mengatakan bahwa
mampu meramal nasib seseorang. Juga tentang keuatan-kekuatan sihir,
semua itu benar adanya, tetapi orang tidak boleh terpaku apalagi
memuja sihir.
Kartanegara(2007)
menguraikan bahwa Islam mengakui adanya ramalan sihir dan sejenisnya,
tetapi ia melarang semua kegiatan tersebut karena dapat mengarah
pada perbuatan syirikmenyekutukan Allah SWT. Al-Qur’an mengatakan
bahwasannya minuman keras (khamar), judi adalah termasuk
langkah-langkah setan. Al-Qur’an juga menyinggung figure harut dan
marut sebagai figuryang mengajarkan sihir sebagai cobaan bagi
orang-orang yang beriman. Segala persembahan yag diperuntukkan kepada
selain Allah SWT dipandang tidak patut karena dapat membawa kepada
tindakan syirik. Islam mengakui kekuatan-keuatan supranatural, tetapi
sebagai ragam mahluk Allah SWT, tidak ada satupun yang diciptakan
untuk dissembah.
2.11
Syirik (Menyekutukan Allah)
Agama
Islam memandang bahwa dosa yang paling besar atau dosa yang
sebesar-besarnya adalah menyekutukan Allah dnegan apapun. Kartanegara
(2007) menguraikan bahwa islam sangatmenentang segala macam bentuk
pemujaan dan berhala (idolatry) karena sangat bertentangan dengan
prinsip ajaran islam yang utama yaitu tawhid (pengesaan Allah). Baik
berhala yang berbentuk benda, sperti patung, gambar, totem dll,
maupun yang berupa pemujaan terhadap selain Allah seperti harta
benda, jabatan,wanita bahkan hawa nafsu atau egoism. Semua berhala
akan menjadi perintang jalan masuk menuju persatuan dengan Allah.
Jalal al-din Rumi, seorang penyair mistik muslim terbesar (w.1273)
pernah menyatakan dalam salah satu syairnya, bahwa “dua ujung
benang bukan untuk satu lubang jarum” artinya selama masih ada
pemujaan lain selai Allah maka semua persembahan itu tidak akan
diterima.
2.12
Wanita dalam Pandangan Islam
Di
dunia barat ada beberapa belahan dunia lainnya , pergerakan yang
menuntut agar wanita diakui sama kedudukannya dengan laki-laki.
Sampai saat ini istilah gender masih sangat santer karena perjuangan
tersebut bahkan dalam khasanah teologi telah muncul bidang ilmu baru
apa yang disebut dengan teologi feminis. Sesungguhnya theology
feminis ini lahir dari upaya pembelaan terhadap kaum wanita. Tentang
kedudukan wanita dalam agama islam Kartanegara (2007) menguraikan
bahwa pada prinsipnya agama islam tidak membedakan kedudukan wanita
sebagai bangsa manusiadengan pria. Baik pria maupun wanita merupakan
mahluk yang diciptakan Tuhan dalam sebaik-baiknya bentuk (ahsan
al-taqwin0 yang dikarunia indra, akal dan hati. Baik pria maupun
wanita diciptakan dengan berbagai potensi yang amat kaya yang dapat
menjamin kelangsungan hidupnya kalau saja mereka mau
mengaktualisasikan potensi tersebut. Potensi wanita untuk meraih ilmu
pengetahuan tidak berkurang sedikitpun dari potensi sseorang pria.
Sseperti pria wanita pun memiliki kebebasan memilih, yang merupakan
anugrah Tuhan. Dengan kebebasan itu manusia berkemungkinan untuk
mengaktualkan potensi apapun yang dimilikinya. Secara spiritual ,
wanita tidak berkurang potensinya. Seorang mistikus wanita yaitu
rabi’ah al-Adawiyah, selalu digambarkan lebih unggul dari rekan
ssekottanya Hasan al-Bashri dan dunia islam mengenal banyak mistikus
perempuan. Namun karena kodrat fisik yang dimiliki wanita memang
berbeda dengan laki-laki, maka secara alamiah terdapat perbedaan
fungsi dan pembagian kerja yang berbeda karena seksualitasnya.
Perbedaan ini hendaknya tidak dipandang sebagai pertanda supremassi
laki-laki atas perempuantetapi lebih merupakan sebuah tim kerjasama
yang saling melengkapi. Seorang mistikus islam terkenal rumi pernah
berkata “ bagi orang bijak, langit ibarat laki-laki dan bumi ibarat
perempuan”. Langit beroutar seperti laki-laki mencari nafkah, dan
bumi menerima apapun yang diturunkan dari langit (termasuk melahirkan
dan memelihara apa yang dilahirkannya). Apabila bumi keddinginan maka
langit mengirim kehangatan, apabila bumi kekeringan maka langit
mengirim hujan atau embun. Andai mereka tidak memiliki kecerdasan,
bagaimana mereka bertingkah laku seperti orang-orangcerdas. Andai
mereka tidak mengenyam kebahagiaan dari hubungan mereka mengapa
mereka melangkah seiya sekata seperti sepasang kekasih.
2.13
Takdir
Segala
sesuatu yang ada di alam semesta ini memiliki suratan-suratan atau
jalur-jalur kehidupan yang harus dilalui. Suratan-suratan tiada lain
adalah takdir. Demkian juga setiap orang memiliki surat-suratannya
sendiri-sendiri, hal inilah yang memebedakan seseorang dengan orang
lain. Seseorang itu bisa saja memiliki potensi yang sama, modal yang
sama, usaha yang sama, tekad yang sama tetapi keberhasilan terletak
pada takdir. Jika seseorang memahami hakikat takdir tersebut maka
seseorang tidak perlu irihati terhadap keberhasilan orang lain. Hamid
(2007) menguraikan bahwa takdir merupakan bagian ke enam dari rukun
islam, sebagaimana diketahui bahwa rukun islam itu terdiri dari enam
yaitu: (1) Allah SWT, (2) malaikat-malaikatnya, (3) Kitab-kitabnya,
(4) Rasul-rasulnya, (5) Hari kemudian, (60 Takdir yang digariskannya.
Kartanegara
(2007) menguraikan bahwa, salah satu rukun iman adalah percaya kepada
takdir . takdir telah dipahami sebagai segala sesuatu yang telah
ditetntukan sebelumnya oleh Tuhan. Namun ada juga yang menafsirkan
bahwa takdir itu adalah semacam hukum kehidupan (the law of life).
Hukum kehidupan mengatakan “kalau anda melakukan ini atau itu,
semua pasti mempunyai konsekuensi tertentu”. Konsekuensi tertentu
dari apapun yang kita lakukan itulah yang disebut dengan
takdir.persoalan takn\dir ini tentu saja akan terikat dengan soal
kebebasan memilih manusia. Jalal al-din Rumi percaya bahwa manusia
memiliki kebebasan untuk memilih maka dari itu, (manusia) harus
bertanggung jawab atas segala perbuatan yang ia pilih. Manusia tidak
pernah di paksa oleh Tuhan untuk mencuri atau membunuh, karena Tuhan
sendiri melarang manusia untuk melakukan sesuatu perbuatan yang ia
sendiri melarangnya. Oleh karena itu, haris dikatakan, bahwa sampai
taraf tertentu manusia dikaruniai Tuhan kebebasan memilih untuk
mengembangkan semua potensi dirinya, meskipun kebebasan memilih yang
sama, manusia juga memiliki resiko jatuh ke tempat yang rendah.
2.14
Toleransi
Kata
toleransi ini mungkin tidak penting jika hanya ada satu agama di muka
bumi. Namun ketika manusia melihat bahwa ada banyak agama di muka
bumi ini dan masing-masing agama mengaku membawa ajaran kebaikan,
ajaran keselamatan, pencerahan yang menghantarkan kepada hidup dan
damai, sejahtera dan bahagia. Berdasarkan kenyataan yang pluralistic
itu, maka tidak jarang ketegangan itu ada yang berujung pada
pertikaian yang tidak jarang juga menyebakan terjadinya
tragedy-tragedi kemanusiaan. Untuk meghindari semua itu, maka setiap
umat beragama sangat perlu menmbangun toleransi kepada semua agama.
Kartanegara
(2007)menguraikan bahwa sejarah dunia muslim (umat islam) dikenal
sebagai umat yang toleran. Keyika islam Berjaya di India dan
Andalusia (spanyol), umat non islam, dpat hidup dengan damai dan aman
untuk beribadah secara leluasa. Begitu juga dengan sejarah Nabi
Muhamad SAW yang menjungjung tinggi toleransi seperti yang terkandung
dalam isi piagam Madinah, Nabi Muhanad SAW mencanangkan pola
hubungan dengn non-muslim, orangyang dilindungi oleh hukum. Selama
mereka tidak membuat keonaran atau melakukan agresi dan konspirasi.
Maka mereka mendapatkan hak perlindungan dan peribadatan. Al-Qur’an
menyatakan “wahai orang kafir, aku tidak menyebah dengan apa yang
kalian sembah, dan kalian tidak kalian tidak menyembah apa yang aku
sembah… bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (Q.S. 109:1-6).
Orang-orang nasrani (Kristen) dan yahudi tidak disebut dengan
orang-orang kafir, atau musryik, melainkan ahl al-kitab, sebuah
sebutan simpatik untuk mereka. Nabi Muhamad SAW mengusir suku bangsa
yahudi dari madinah, setelah menemukan bukti-bukti yang nyata atas
konspirasi mereka dengan orang-orang kafir Quraisy, yang mebgusir
umat islam dari mekah. Kalau tidak demikian, maka pengusiran tersebut
tak mungkin dilakukan. Pada masa-masa keemasan Islam antara abad
ke-10 sampai 13, tidak ada kasus mencolok tentang konflik antara imat
islam dan umat non islam. Sebaliknya hubungan mereka justru sangat
harmonis dan saling mendukung. Banyak sarjana muslim yang belajar
kepada orang-orang Kristen, seperti halnya al-Farabi dan banyak pula
kiai (ulama) yang memiliki murid non islam seperti yahudi, nasrani
(Kristen) Zoroastrian.
2.15
Tugas Utama Nabi
Tugas
utama nabi adalah menyampaikan pesan ilahi kepada umat manusia di
manapun berada, karena manurut Al-Qur’an Nabi di utus sebagai
rahmat bagi seluruh alam semesta (Q.S.21:107). Setelah beliau
,meniggal, tugas ini diambila alih oleh para ulama dan da’i. pada
dasarnya setiap muslim adalah da’i (penyair) agama islam . tetapi
dlam menyiarkan islam tidak boleh ada paksaan . Al-Qur’an memberi
petunjuk bagaimana menyeru manusia ke jalan Tuhan. “serulah
(manusia) ke jalan Tuhanmudengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (Q.S. 16:125).
Sepertipengislaman di nusantara lewat berdagang oleh para sufi dengan
bijak dan arif tanpa kekerasan, sehigga islam dapat diterima di
negeri ini dengan damai dan bermatabat.
Selanjutnya
Hamid (2007) menguraikan tentang tugas Nabi Muhamad SAW, secara garis
besarnya adalah: (1) sebagai rahmat bagi alam semesta, (2)
bertabligh, (3) menunjuki kepada jalan yang lurus,(4) memebawa
kebenaran, (5) pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.
2.16
Kedudukan Kiai, Ulama dan Ustaz
Kiai, ulam dan ustaz
adalah gelar-gelar yang diperoleh sesuai kadar kemampuan untuk
mengerti, memahami, dan mempraktikkan ajaran-ajaran agama islam.
Untuk memperoleh gelar-gelar itu tanpa mengguanakan tanda bukti
seperti ijazah. Sebab untuk memeperoleh gelar itu tidak ada sekolah
formalnya. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa untuk menjadi seorang
kiai tidak ada sekolah formalnya. Gelar kiai biasanya merupakan gelar
kehprmatan yang diberikan masyarakat atas kepemimpinannya baik selaku
pembimbing spiritual maupun sebagai pemimpin masyarakat. Seorang
kiai biasanya memiliki sebuah lembaga pendidikan yang biasa disebut
pesantren (dari yang tradisional hingga yang modern) karena itu ia
memiliki charisma yang besar dikarenakan ilmunya maupun
kepemimpinannya.
Ulama
adala gelar yang lebih universal (berlaku diseluruh dunia islam),
seperti halnya kiai di negeri ini. Istilah ulama (yang arti
harfiahnya kaum intelektual) biasanya merujuk pada kaum terpelajar di
bidang agama. Sedangkan ustaz yang artinya guru biasanya merujuk
kepada anak didik kiai atau calon kiai yang belum mendapatkan
pengakuan umat dan dari sudut seorang ustaz biasanya relative masih
muda.
2.17
Kalender Islam
Masing-masing
agama memiliki sistem kalender yang berbeda-beda. Kebanyakan kaleder
tersebut terkait dengan suatu peristiwa yang sangat berarti. Sebagai
media untuk mengingat atau mengenang dan menghormati peristiwa
tersebut kebanyakan diabadikan dalam bentuk kalender atau sistem
penanggalan. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa islam memiliki
kalendernya sendiri yang disebut dengan Hijriah. Berbeda dengan
kalender masehi, yang perhitungan waktunya didasarkan peredaran
matahari (solar system), tahun hijriah disandarkan pada peredaran
bulan (lunar system). Seperti sistem masehi, kalender hijriah juga
memiliki 12 bulan dengan bulan muharam dirayakan sebagai bulan
pertama dan tanggal 1 muhharam dirayakan sebagai tahun baru islam.
Bulan kedua disebut dengan safar, disusul oleh bulan ketiga Rbi-ul
awwal atau bulan maulud, karena pada tanggal 12 bulan tersebut di
peringati sebagai maulud nabi, yaitu kelahiran Nabi Muhamad SAW.
Bulan Keempat disebut Rabi’al Tsani bulan kelima disebut Jumadai
Awwal, dan keenam Jumadai al-Tsani. Bylan ketujuh disebut Rajab dan
pada bulan ini disebut dengan bulan Isra Mikraj yaitu perjalanan Nabi
Muhamad SAW dari masjid al-haram di mekah ke mesjid al-Aqsa di
palestina, dan dari palestina kelangit ketujuh hanya dengan 1 malam.
Bulan berikutnya disebut Sya’ban atau di jawa disebut dengan bulan
Ruwah, dimana taggal 15 diadakan salat Sunnah Nisyhfu Sya’ban.
Bulan kesembilan adalah bulan suci ramadhan, dimana umat islam
diseluruh dunia melakukan ibadah puasa sebulan penuh. Disusul dengan
bualan Syawwal, yang tanggal satunya dirayakan sebagai idul fitri (
hari kemenangan setelah kembali ke fitrah yang suci). Setelah syawwal
bulan berikutnya disebut Dzulqa’dah atau di jawa disebut juga apit.
Bulan terakhir ke-12 disebut Dzulhijjah atau bulan haji karena pada
bulan inilah diselenggarakan ibadah haji (sebagai rukun islam
kelima)di Mekah, Arabia. Tanggal 10 Dzulhijjah diperingati sebagai
hari raya haji, atau idul Adha dimana umat islam yang mampu
dianjurkan untuk menyemblih hewan sebagai kurban, mengikuti teladan
Nabi Ibrahim AS yang diperintah Tuhan untuk mengorbankan putranya
Nabi Isma’il AS.
2.18
MASJID
Setiap
agama memiliki tempat ibadah masing-masing, tempat ibadah umat islma
adalam mesjid. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa kata masjid makna
harfiahnya adalah tempat “bersujud”bersujud adalah salah satu
rukun salat yang wajib dikerjakan oleh siapa saja yang melaksanakan
salat. Meskipun begitu pada dasarnya mesjid merupakan tempat atu
pusat peribadatan dan juga pendidikan. Bahkan pada masa-masa awal
islam mesjid juga berfungsi sebagai tempat latihan militer. Tentu
saja pada perkembangan berikutnya sekolah (madrasah)dibuat
berdampingan dengan mesjid bahkan dalam kompleks mesjid tersebut.
Mesjid pada umumnya mendapat dana dari warga setempat, khususnya
mesjid-mesjid kecil atau mushalla (semacam chapel dalam tradisi
Kristen). Tetapi mesjid raya pada tingkat kabupaten, propinsi apalagi
pada tingkat nasional baik pembangunan atau pemeliharaannya biasanya
di biayai oleh pemerintah.untuk menjaga kelangsungannya, baik dalam
kelangsungan fisik maupun program kerjanya warga setempat biasanya
membentuk badan pengurus mesjid (BPM) dengan beberapa pengurus inti,
sesuai dengan kebutuhan. Masjid-masjid ini biasanya terhubung secara
formal atau non formal melalui organisasi pemerintah atau swasta
baik pada level kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Dan mereka
menjaga hubugan organisasi ini dengan mengirimkan berbagi informasi,
khususnya menyebarkan jadwal puasa dari masjid ke masjid. Selain itu,
kita juga sering mendengar adanya persatuan remaja masjid, seperti
masjid al-Azhar yang ada dikebayoran baru yang sering melakukan
kerjasama dengan remaja-remaja masjid lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Kehidupan
beragama sangat mulia di dalam implementasinya hal itu dibuktikan
oleh masyarakat sendiri dalam hal mengamalkan ajaran-ajaran Agama
Islam (bagi umat islam) hingga tercapainya tujuan hidup. Agama Islam
sebagaimana yang telah dikenal sekarang ini adalah agama yang
didirikan oleh seorang nabi dan sekaligus rasul yang bernama Nabi
Muhamad SAW, yang dilahirkan dikoa Mekah, beliau diangkat menjadi
nabi setelah mendapatkan wahyu dari Tuhan (Allah). Selalu ditekankan
dalam setiap bait ajaran agama dan selalu memberikan pemaparan serta
motivasi kagar umat yang menggenggam ajaran islam di harapkan selalu
berpedoman terhadap ayat-ayat Islam yang terkandung dalam buku
seperti Rukun Islam dalam bermasyarakat.
3.2
Saran
Secara
umum setiap Agama adalah baik, mengajarkan keimanan serta ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama Islam menitikberatkan kepada
umatnya dalam mempelajari serta memahami kaedah-kaedah yang telah
terpaparkan dalam suatu kitab Agama Islam. Oleh sebab itu di
uapayakan agar setiap insan mengamalkan ajran agama masing-masing
agar terciptanya suatu ketentraman dalam hidup bermasyarakat serta
kebahagiaan duniawi. Jalankanlah serta implementasikan setiap ajaran
yang telah dianut kelak akan memberikan hikmah yang baik terhadap
diri kita sendiri dan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar