Minggu, 12 Januari 2014

ilmu perbandingan agama (islam)


BAB I
PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
Apakah yang dapat dimengerti ketika mendengar istilah kata Islam atau agama Islam, hanya melihat orang-orang atau uamat islam dengan segala aktifitasnya belum dapat dikatakan sebagai hal yang telah memahami tentang Islam dan Agama Islam, oleh sebab itu untuk mengetahui dan memahami agama islam secara mendalam membutuhkan waktu untuk membaca sumber-sumber ajaran islam secara baik dan benar. Cara yang baik dan benar itupun belum menjamin untuk dapat mengetahui keseluruhan dari keluasan kedalaman dan kesempurnaan Islam, walaupun semua itu sangat jauh namun demi untuk mengetahuidan memahami Isla, maka studi melalui sumber-sumber yang valid dan ditulis oleh penganutnya betapapun sulitnya dipahami namun harus dilaksanakan.
Hamid (2007) menguraikan bahwa kata Islam berasal dari bahasa arab aslama, yuslimu, islam. Ditinjau dari aspek bahasa kata islam itu memiliki beberapa arti antara lain (1) Islam berarti taat, patuh dan berserah diri kepada Allah SWT. (2) Islam juga berarti damai dan kasih sayang maksudnya adalah bahwa Agama Islam mengajarkan perdamaian dan kassih sayag bagi umatnya manusia tanpa memandang warna kulit, agama dan status social. Oleh karena itu Islam tidak membenarkan adanya penjajahan. (3) Islam juga berarti selamat, maksudnya Islam merupakan petunjukuntuk memperoleh keselamatan hidup baik didunia maupun di akhirat kelak. Itulah sebabnya salam dalam agama Islam adalah Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barakatuh (semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan-Nya padamu)
Ahmadi (1990) menguraikan bahwa Islam mengajrakan agar manusia percaya kepada yang gaib, yang tidak kelihatan tetapi ada seperti malaikat, jin dan setan. Malaikat lambang kebaikan, syetan lambang keburukan sedangkan jin sebagaimana manusia ada yang baik dan ada yang buruk. Islam mengajarkan agar supaya orang dekat kepada Allah “Tuhan” maka harus melakukan peribadatan seperti shalat, puasa, zakat.






1.2 Rumusan Masalah
2.1 Kewajiban seorang muslim
1.2.2 Kitab Suci Islam
1.2.3 Kitab Suci yang lain
1.2.4 Pandangan Islam terhadap Kitab Suci yang lain
1.2.5 Jihad dalam Islam
1.2.6 Rukun Islam
1.2.7 Islam tentang Perang dan Damai
1.2.8 Islam dan Peilaku Memaafkan
1.2.9 Islam dan Moralitas
1.2.10 Pandangan Islam tentang Ramalan dan Sihir
1.2.11 Syirik
1.2.12 Wanita dalam Pandangan Islam
1.2.13 Takdir
      1. oleransi

    1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:

1.3.1 Untuk dapat mengetahui secara meluas tentang Agama islam dalam hal yang terdapat dalam rumusan masalah.






BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Kewajiban Seorang Muslim
Hal yang terpenting yang harus di sadari oleh setiap penganut agama adalah seberapa jauh ia telah melaksanakan kewajiban-kewajiban yng diperintahkan oleh agama yang diyakini. Kesempurnaan dalam menjalankan kewajiban agama menjadi indikasi terhadap keluhuran seseorang. Kartanegara(2007) menguraikan bahwa untuk menjaadi muslim yang baik, seseorang harus melaksanakan kewajiban dan ritual-ritual keagamaan semaksimal mungkin, yang telah diatur dalam syariat, seperti bewudu, apa syarat dan rukun salat dan serta berapa kali dalam sehari-semalam, bagaimana cara berpuasa, berzakat, ibadah haji. Sekalipun ritual-ritual keagamaan terkesan bersifat fisik, namun sebenarnya hikmah dalam setiap ritual tersebut setiap yang dibicarakan oleh para sufi, yang menunjukkan betapa ibadah kita kepada Tuhan itu bersifat menyeluruh yaitu fisik dan juga spiritual, lahir dan bhatin.

2.2 Kitab Suci Islam
Kitab suci agama islam adalah Al-Qur’an. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa Al-Qur’an adalh firrman atau kata yang berasal dari Allah SWT. Kaum muslimin percaya bahwa semua yang tertulis didalam Al-Qur’an berasal dari Allah SWT , baik kata-katanya maupun suaranya. Nabi Muhamad SAW dengan kepekaan, kebersihan hatinya dapat memahami dengan baik dan sempurna semua yang disampaikan melalui jibril oleh Allah SWT.
Kertanegara menguraikan bahwa adapun sunnahatau hadits adalah sebagai khabar (berita) yang berkenaan dengan Nabi Muhamad SAW, baik yang berhubungan dengan perkataan, perbuatan, maupun ketetapan yang berbeda dengan Al-Qur’an yang dipercaya berasal dariAllah SWT sendiri. Ijtihad adalah segala hasil dari usaha sungguh-sungguh para ulama (sarjana muslim) untuk menarik sebuah keputusan hukum yang belumjelas statusnya dari sumber-sumber utama hukum islam, yaiu Al-Qur’an dan Sunnah.




2.3 Kitab Suci Yang Lain
Kitab Suci agama islam adalah Al-Qur’an. (Kartanegara 2007) umat islam dituntut untuk mempercayai kitab-kitab lain yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada nabi dan rasulnya. Ada tiga kitab suci selain Al-Qur’an. Pertama Taurat (Taruah) yang di turunkan oleh Allah SWT kepada nabi Musa As (Moses) termasuk 10 firman. Kedua disebut Zabur (Masmur) yang diyakini diturunkan kepada Nabi Dawud As (David). Ketiga injil (Bible) yang dipercaya diturunkan Allah SWT kepada nabi isa As (yesus)

2.4 Pandangan Islam terhadap Kitab Suci yang lain.
Kartanegara (2007) menguraikan bahwa menurut pandangan Islam, ajaran dasar dari semua kitab suci adalah sama yaitu mengajarkan tentang keesaan Allah SWT. Bahkan menurut Al-Qul’an semua nabi Adam, Ibrahim, Musa, Isa, sampai dnegan Muhamad Saw semua mengajarkan ajaran pokok yang sama , karena memang berasal dari Tuhan yang sama dan esa. Oleh karena itu kita dapatkan, misalnya Nabi Yusuf AS menyerukan ajaran tawhid (keesaan Allah) kepada rekan pidananya (Q.S. 12:40), Nabi Isa AS mengajak umatnya menyembah Tuhan yang esa, Tuhannya, dan Tuhan umat manusia (Q.S. 5:72). Kartanegara (2007) menguraikan bahwa dalam sejarah,islam memiliki kesaksian dan historisitas yang lebih jelas dalam hal kitab suci, dari pada sejarah dan kitab-kitab suci yang lainnya. Karena begitu Al-Qur’an diturunkan, Nabi Muhamad SAW langsung meminta sekretarisnya, Zaid bin Tsabit, untuk mencatat apapun yang diterimanya. Jadi Al-Qur’an ditulis selagi Muhamad SAW masih hidup dan segera setelah beliau meinggal seluruh Al-Qur’an yang ditulis secara terpisah dihimpu, dengan bantuan yang telah menghafalnya . Dan bible yang terdiri dari empat kitab yang disebut Injil Lukas, Injil Markus, Injil Matius, Injil Yahya (Yohanes) yang ditulis beberapa tahun ssetelah Nabi Isa AS (Yesus)di angkat. Dalam Al-Qur’an sendiri tidak menyebutkan nama-nama diatas akan tetapai dikatakan bahwa sebagaian dari para pendeta menambahkan dan mengurangi sesuatu kedalam atau dari kitabsuci Injil(Q.S. 2:146). Banyak orang Islam memandang Injil Barnabas, lenih dekat kepada aslinya, tetapi oleh kebanyakan orang Kristen justru ditolak (Untuk menghistorisitas Yesys dan Injil barangkali ada baiknya membaca buku yang berjudul DeadSea Scroll). Tidak ada refrensi yang langsung tetag tokoh Paulus, tetapi Al-Qur’an mengkritik konsep Trinitas sebagai suatu ajaran yang tidak otentik dari Injil.

2.5 Jihad dalam Islam
Masih banyak orang yang keliru dalam memahami tentang esensi istilah kata “jihad’ dan juga kata istilah “Islam’’.Oleh sebab itu untuk memiliki pemahaman yang benar terhadap kedua istilah itu, maka mau toidak mau seseorang harus berusaha mencari rumusan atau terminology kata tersebut agar kesalahpahaman itu secepatnya hilang. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa kata “Islam” berasal dari kata salam yang artinya damai (kedamaian). Islam sangat menekankan perdamaian. Islam juga pada prinsipnya melarang terjadinya perang kecuali ada factor-faktor yang mengharuskannya misalnya untuk membela kedaulatan wilayah dan agresi musuh. Seorang muslim sangat melarang untuk membunuh seseorang tanpa alasan yang dapat dibenarkan oleh hukum( syari’ah), karena membunuh seseorang tanpa alasan, dipandang sama dengan menghancurkan kemanusiaan. Tetapi kalau wilayah Islam diserang tanpa alasan yang jelas, maka Islampun menyerukan perang suci melawan musuh yang dikenal dengan istilah Jihad.
Islam mengenal dua macam Jihad. Pertama Jihad kecil (lesser war) yaitu perang melawan musush dalam bentuk fisik. Kedua perang besar (jihad akbar) yaitu perang melawan hawa nafsu. Untuk menjadi seorang mujahid (orang yang berperang) bukan hanya melalui fisik dan akal tetapi juga hati (qaib). Islam selalu menekankan keseimbangan antara daya-daya fisik, intelektual, moral, dan spiritual.Begitu juga dengan kearifa, ia tercapai ketika ilmu pengetahuan bersatu dalam perilaku saleh, selaras antara kata dan perbuatan. Bukan hanya sebuah bualan kosong. Islam menghargai ilmu sebagai cahaya karena dapat membimbing menuju jalan kebenaran.Nabi Muhamad SAW mengingatkan bahwa “Ilmu tanpa amal ibaratpohon yang tak berubah”.

2.6 Rukun Islam
Hamid (2007) menguraikan bahwa seseorang yang memploklamir diri memeluk Islam maka wajib mengamalkan Rukun Islam. Rukun Islam sebagaimana yang dimaksudkan itu adalah (1) Syahadat, (2) Sholat, (3) Zakat, (4) Puasa, (5) Naik haji. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa ketika Nabi Muhamad SAW ditanya tetang islam, beliau menjawab bahwa islam adalah: (1) Mengucapkan Syadat, (2) Medirikan Sholat, (3) Mambayar Zakat, (4) Berpuasa (dibulan Ramadhan) (5) Pergi haji bagi yang mampu melaksanaknnya.
Uraian tetanf rukun islam dapat diberikan penjelasan secara singkat:
1). Mengucapkan Syadat dengan lafal “ Asyhadu an la ilaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad Rasul Allah” Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhamad utusan Allah.
2). Salat dilkukan 5kali sehari-semalam, dengan perincian sebagai berikut:
a. Salat Isya (4 rakaat diwaktu maghrib)
b. Salat Subuh (2 rakaat di waktu fajar)
c) Salat Lohor (Zuhur) (4 rakaat di lakukan diwaktu Siang)
d). Salat Asar (4 rakaat di lakukan di sore hari)
e) Salat Mghrib (3 rakaat dilakukan setelah tenggelamnya matahari)
3). Zakat dibagi menjadi 2 bagian:
a). Zakat Fitrah, yaitu zakat yang dikeluarkan pada awal Ramadhan sampai sebelum salat Idul Fitri dilaksanakan atau disebut juga Zakat kepala.
b). Zakat Harta (penghasilan) yang dibayar ketika mencapai nilai tertentu (k.l 80 gram emas) dan mencapai nisab ( disimpan selama masa 1 tahun dalam arti tidak digunakan atau dijual pada kurun waktu tersebut).
4). Puasa dilakukan oleh setiap muslim yang telah baligh (mature), selama satu bulan penuh di bulan suci Ramadhan. Caranya adalah dengan menahan lapar dan haus (tidak makan tidak minum sesuatu apapun). Dari fajar (sebelum subuh) hingga terbenamnya matahari Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan ketakwaan (Q.S. 2: 183).
5). Ibadah Haji yaitu berkunjung ke mekah, madinah dan sekitarnya untuk melakukan ritual tertentu dengan mengenakan pakaian khusus ( ihram), ber-yhawaf ( berkeliling kakbah 7 kali), melakukan sa’I (lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah), Wukuf (berdiam diri dipadang Arafah) kemudian bermalam di Muzdalifah dan melempar batu kecil (jumrah/jamarat) di Mina. Disunahkan juga berkorban, sehingga peristiwa ini juga disebut hari araya Korban yang jatuh pada setiap tanggal 10 bulan haji (Dzulhijjah)

2.7 Islam tentang Perang dan Damai
Hamid (2007) menguraikan bahwa sesungguhnya Islam mengajarkan kasih sayang dan perdamaian terhadap segenap umat manusia tanpa memandang warna kulit dan agama. Oleh sebab itu taktala kaummuslim pada masa awal kemunculan Islam diperlakukan sewenang-wenang oleh kaum kafir. Nabi Muhamad SAW Tidak melakukan pembalasan. Hingga beberapa lamanya Nabi Muhamad SAW menunggu petunjuk dari Allah SWT untuk mengatasi maslah tersebut. Akhirnya turun firman yang menyatakan bahwa ‘kaum muslim boleh membela diri’. Kemudian Nabi Muhamad mengadakan serangan balasan setiap kali diserang. Akhirnya peperanganpun tidak dapat dihindari pada awal masa penyebaran agama Islam. Sesungguhnya peperangan ini yang dipurtuskan oleh Nabi Muhamad SAW itu sendiri tidak lebih dari sekedar untuk menengakkan agama Allah SWT Dan mempertahankan diri. Kartanegara (2007) menguraikan telah dibahas sebelumya islam tidak membolehkan perang dan pembunuhan kecuali ada sebab-sebab yang dibenarkan oleh agama. Islam mengutuk mereka yang membunuh dengan cara apapun tanpa alasan (bighayri haqq) bahka dilarang membunuh anak (termasuk aborsi) jika hanya alasan takut kelaparan (Q.S. 18:31). Islam cinta damai sesuai dengan namanya. Meskipun begitu islam juga bukan agama yang bmemebiarkan agresi seseorang terhadap diri, keluarga maupun bangsanya. Islam memperbolehkan melakukan perlawanan, perang bahkan pembalasan yang setimpal, kalau memang ditemukan alasan-alasan yang dibenarkan oleh hukum (syari’ah). Islam tidak mengenal ajaran pasrah kepada kaisar kalau ia tidak berlaku adail. Islam memiliki konsep perang suci (jiad)kalau situasi memaksa harus berperang. Tetapi islam lebih memilih damai kalau masih dapat diusahakan, dan jika pihak musuh mengakui kebenarannya.

2.8 Islam dan Perilaku Memaafkan
Perilaku memaafkan merupakan cii dari manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Sebab selain karena manusia adalah mahluk ynag berpikir atau bernalar sehingga ia disebut sebagai mahluk yang paling mulia, maka sifat memaafkan merupakan hiasan yang mempercantik kemuliaan manusia. Agama Isslam adalah agama yang menekankan kepada perilaku memaafkan. Islam sangat menganjurkan agar permusuhan itu jangan smpai terbawa mati.oleh sebab ituselagi hidup segala permusuhan maka harus ada perdamaian, perdamaian hanya dapat dibangun dengan saling memaafkan.
Kartanegara (2007) menguraikan bahwa seorang muslim harus memiliki sifat pemaaf karena merupakan sifat Tuhan, sebagai penerima tobat, yang maha pengampun lagi maha penyayang (Q.S. 2:128). Sifat pemaaf adalah sifat utama Rasullulah Muhamad SAW. Diceritakan ketika beliau berdakwah (menyampaikan pesan illahi) kepada orang-orang tha’if (dekat mekah) ia tidak mendapatkan sambutan apa-apa, kecuali pengusiran, penghinaan dan penganiayaan (dengan lemparan kotoran dan batu) . sehingga beliau terluka dan mengeluarkan banyak darah, ketika beliau berti-rah (istirahat) dikebun anggur, datanglah malaikat jibril mewawarkan jasa kepadanya untuk membalas perlakuan orang-orang tha’if apakah mau ditenggelamkan kebumi, dijungkir balikkan kotanya, atau apa saja yang di inginkannya. Tapi Nabi muhamad SAW mengatakan jangan lakukan itu semua, sebaliknya beliau memaafkan kesalahan-kesalahan mereka, karena yakin bahwa mereka melakukan itu disebabkan ketidaktahuan mereka. Ternyata jawaban itu benar karena dikemudian hari orang-orang tha’if, ternyata merupakan pengikut-pengikut beliau yang sangat setia.

2.9 Islam dan Moralitas
Moral yang baik adalah ukuran sebagai orang yang taat dalam melaksanakan ajaran agama. Oleh sebab itu setiap agama menganjurkan agar umatnya meraih atau memiliki moral yang baik. Ahmadi (1991) menguraikan bahwa moralitas atau akhlak merupakan unsure ketiga dari garis besar pokok ajaran Islamyang terdiri dari akidah, syari’ah dan akhlak. Kaaertanegara(2007) menguraikan bahwa islam sebagai ajaran agama yang sangat mengutamakan akhlak atau moral seperrti dikatakan oleh muhamad iqbal seorang pemikir Islam dari benua India, bahwa moral lebih pentin dari pada ide. Nabi Muhamad SAW sendiri bersabda ‘sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak (moral) manusia.
Akhlak atau ajaran-ajaran moral yang ingin dikembangkan Islam adalah menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian,Islam sangat menjungjung harkat, martabat dan kehormatan manusia. Larangan untuk minuman-minuman keras didasarkan pada penghargaan islam yang tinggi terhadap akal, karena mengkonsumsi minuman keras dan sejenisnya dapat menghilangkan atau merusak kualitas akal. Islam tentu saja menghargai jiwa manusia, karena itu membunuh manusia yang tak berdosa sangatlah di-cela, karena akan sama nilainya dengan membunuh kemanusiaan. Bahkan untuk menyelamatkann jiwa seseorang atau dalam keadaan darurat, kita dibolehkan mengkonsumsi benda-benda yang diharamkan, seperti babi dan minuman keras (kartanegara 2007). Demikian pula islam sangat menghargai harta benda seseorang, karena itu seseorang dilarang untuk mencuri harta orang lain dan membeikan hukuman yang keras terhadap pencuri (dengan potong tangan). Islam sangat menjunjung tinggi kehormatan seseorang, sehingga islam melarang umatnya untuk melakukan zina (hubungan badan diluar nikah), karena islam sangat mengormati keluarga dan keturunan serta memberikan hukuman untuk pelaku zina, baik lajang dnegan lajang, maupun yang sudah menikah. Islam sangat menganjurkan keadilan karena itu islam melarang segala macam bentuk kecurangan baik dalam timbangan, transaksi maupun bisnis dengan cara sogok, riba dan praktik renternir. Tentu saja semua itu sseorang muslim dilarang untuk menyekutukan Tuhan (syirik).

2.10 Pandangan Islam tentang Ramalan dan Sihir
Ramalan adalah sebuah upaya untuk menafsirkan atau membayangkan sesuatu yang belum terjadi. Bukan saja agama yang mengakui tentang ramalan, bahkan sains exacta seperti badan metrology dan geofisika juga meramal akan terjadinya hujan. Selain sain excakta seperti ilmu matematika juga memiliki keyakinan terhadap ramalan yangdituangkan dengan ‘teori kemungkinan” kebenaran-kebenaran ilmu semuanya menganung probabilitas atau kemungkinan sehingga semua mengandung ramalan. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika ada orang yang mengatakan bahwa mampu meramal nasib seseorang. Juga tentang keuatan-kekuatan sihir, semua itu benar adanya, tetapi orang tidak boleh terpaku apalagi memuja sihir.
Kartanegara(2007) menguraikan bahwa Islam mengakui adanya ramalan sihir dan sejenisnya, tetapi ia melarang semua kegiatan tersebut karena dapat mengarah pada perbuatan syirikmenyekutukan Allah SWT. Al-Qur’an mengatakan bahwasannya minuman keras (khamar), judi adalah termasuk langkah-langkah setan. Al-Qur’an juga menyinggung figure harut dan marut sebagai figuryang mengajarkan sihir sebagai cobaan bagi orang-orang yang beriman. Segala persembahan yag diperuntukkan kepada selain Allah SWT dipandang tidak patut karena dapat membawa kepada tindakan syirik. Islam mengakui kekuatan-keuatan supranatural, tetapi sebagai ragam mahluk Allah SWT, tidak ada satupun yang diciptakan untuk dissembah.
2.11 Syirik (Menyekutukan Allah)
Agama Islam memandang bahwa dosa yang paling besar atau dosa yang sebesar-besarnya adalah menyekutukan Allah dnegan apapun. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa islam sangatmenentang segala macam bentuk pemujaan dan berhala (idolatry) karena sangat bertentangan dengan prinsip ajaran islam yang utama yaitu tawhid (pengesaan Allah). Baik berhala yang berbentuk benda, sperti patung, gambar, totem dll, maupun yang berupa pemujaan terhadap selain Allah seperti harta benda, jabatan,wanita bahkan hawa nafsu atau egoism. Semua berhala akan menjadi perintang jalan masuk menuju persatuan dengan Allah. Jalal al-din Rumi, seorang penyair mistik muslim terbesar (w.1273) pernah menyatakan dalam salah satu syairnya, bahwa “dua ujung benang bukan untuk satu lubang jarum” artinya selama masih ada pemujaan lain selai Allah maka semua persembahan itu tidak akan diterima.

2.12 Wanita dalam Pandangan Islam
Di dunia barat ada beberapa belahan dunia lainnya , pergerakan yang menuntut agar wanita diakui sama kedudukannya dengan laki-laki. Sampai saat ini istilah gender masih sangat santer karena perjuangan tersebut bahkan dalam khasanah teologi telah muncul bidang ilmu baru apa yang disebut dengan teologi feminis. Sesungguhnya theology feminis ini lahir dari upaya pembelaan terhadap kaum wanita. Tentang kedudukan wanita dalam agama islam Kartanegara (2007) menguraikan bahwa pada prinsipnya agama islam tidak membedakan kedudukan wanita sebagai bangsa manusiadengan pria. Baik pria maupun wanita merupakan mahluk yang diciptakan Tuhan dalam sebaik-baiknya bentuk (ahsan al-taqwin0 yang dikarunia indra, akal dan hati. Baik pria maupun wanita diciptakan dengan berbagai potensi yang amat kaya yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya kalau saja mereka mau mengaktualisasikan potensi tersebut. Potensi wanita untuk meraih ilmu pengetahuan tidak berkurang sedikitpun dari potensi sseorang pria. Sseperti pria wanita pun memiliki kebebasan memilih, yang merupakan anugrah Tuhan. Dengan kebebasan itu manusia berkemungkinan untuk mengaktualkan potensi apapun yang dimilikinya. Secara spiritual , wanita tidak berkurang potensinya. Seorang mistikus wanita yaitu rabi’ah al-Adawiyah, selalu digambarkan lebih unggul dari rekan ssekottanya Hasan al-Bashri dan dunia islam mengenal banyak mistikus perempuan. Namun karena kodrat fisik yang dimiliki wanita memang berbeda dengan laki-laki, maka secara alamiah terdapat perbedaan fungsi dan pembagian kerja yang berbeda karena seksualitasnya. Perbedaan ini hendaknya tidak dipandang sebagai pertanda supremassi laki-laki atas perempuantetapi lebih merupakan sebuah tim kerjasama yang saling melengkapi. Seorang mistikus islam terkenal rumi pernah berkata “ bagi orang bijak, langit ibarat laki-laki dan bumi ibarat perempuan”. Langit beroutar seperti laki-laki mencari nafkah, dan bumi menerima apapun yang diturunkan dari langit (termasuk melahirkan dan memelihara apa yang dilahirkannya). Apabila bumi keddinginan maka langit mengirim kehangatan, apabila bumi kekeringan maka langit mengirim hujan atau embun. Andai mereka tidak memiliki kecerdasan, bagaimana mereka bertingkah laku seperti orang-orangcerdas. Andai mereka tidak mengenyam kebahagiaan dari hubungan mereka mengapa mereka melangkah seiya sekata seperti sepasang kekasih.

2.13 Takdir
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini memiliki suratan-suratan atau jalur-jalur kehidupan yang harus dilalui. Suratan-suratan tiada lain adalah takdir. Demkian juga setiap orang memiliki surat-suratannya sendiri-sendiri, hal inilah yang memebedakan seseorang dengan orang lain. Seseorang itu bisa saja memiliki potensi yang sama, modal yang sama, usaha yang sama, tekad yang sama tetapi keberhasilan terletak pada takdir. Jika seseorang memahami hakikat takdir tersebut maka seseorang tidak perlu irihati terhadap keberhasilan orang lain. Hamid (2007) menguraikan bahwa takdir merupakan bagian ke enam dari rukun islam, sebagaimana diketahui bahwa rukun islam itu terdiri dari enam yaitu: (1) Allah SWT, (2) malaikat-malaikatnya, (3) Kitab-kitabnya, (4) Rasul-rasulnya, (5) Hari kemudian, (60 Takdir yang digariskannya.
Kartanegara (2007) menguraikan bahwa, salah satu rukun iman adalah percaya kepada takdir . takdir telah dipahami sebagai segala sesuatu yang telah ditetntukan sebelumnya oleh Tuhan. Namun ada juga yang menafsirkan bahwa takdir itu adalah semacam hukum kehidupan (the law of life). Hukum kehidupan mengatakan “kalau anda melakukan ini atau itu, semua pasti mempunyai konsekuensi tertentu”. Konsekuensi tertentu dari apapun yang kita lakukan itulah yang disebut dengan takdir.persoalan takn\dir ini tentu saja akan terikat dengan soal kebebasan memilih manusia. Jalal al-din Rumi percaya bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih maka dari itu, (manusia) harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang ia pilih. Manusia tidak pernah di paksa oleh Tuhan untuk mencuri atau membunuh, karena Tuhan sendiri melarang manusia untuk melakukan sesuatu perbuatan yang ia sendiri melarangnya. Oleh karena itu, haris dikatakan, bahwa sampai taraf tertentu manusia dikaruniai Tuhan kebebasan memilih untuk mengembangkan semua potensi dirinya, meskipun kebebasan memilih yang sama, manusia juga memiliki resiko jatuh ke tempat yang rendah.

2.14 Toleransi
Kata toleransi ini mungkin tidak penting jika hanya ada satu agama di muka bumi. Namun ketika manusia melihat bahwa ada banyak agama di muka bumi ini dan masing-masing agama mengaku membawa ajaran kebaikan, ajaran keselamatan, pencerahan yang menghantarkan kepada hidup dan damai, sejahtera dan bahagia. Berdasarkan kenyataan yang pluralistic itu, maka tidak jarang ketegangan itu ada yang berujung pada pertikaian yang tidak jarang juga menyebakan terjadinya tragedy-tragedi kemanusiaan. Untuk meghindari semua itu, maka setiap umat beragama sangat perlu menmbangun toleransi kepada semua agama.
Kartanegara (2007)menguraikan bahwa sejarah dunia muslim (umat islam) dikenal sebagai umat yang toleran. Keyika islam Berjaya di India dan Andalusia (spanyol), umat non islam, dpat hidup dengan damai dan aman untuk beribadah secara leluasa. Begitu juga dengan sejarah Nabi Muhamad SAW yang menjungjung tinggi toleransi seperti yang terkandung dalam isi piagam Madinah, Nabi Muhanad SAW mencanangkan pola hubungan dengn non-muslim, orangyang dilindungi oleh hukum. Selama mereka tidak membuat keonaran atau melakukan agresi dan konspirasi. Maka mereka mendapatkan hak perlindungan dan peribadatan. Al-Qur’an menyatakan “wahai orang kafir, aku tidak menyebah dengan apa yang kalian sembah, dan kalian tidak kalian tidak menyembah apa yang aku sembah… bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (Q.S. 109:1-6). Orang-orang nasrani (Kristen) dan yahudi tidak disebut dengan orang-orang kafir, atau musryik, melainkan ahl al-kitab, sebuah sebutan simpatik untuk mereka. Nabi Muhamad SAW mengusir suku bangsa yahudi dari madinah, setelah menemukan bukti-bukti yang nyata atas konspirasi mereka dengan orang-orang kafir Quraisy, yang mebgusir umat islam dari mekah. Kalau tidak demikian, maka pengusiran tersebut tak mungkin dilakukan. Pada masa-masa keemasan Islam antara abad ke-10 sampai 13, tidak ada kasus mencolok tentang konflik antara imat islam dan umat non islam. Sebaliknya hubungan mereka justru sangat harmonis dan saling mendukung. Banyak sarjana muslim yang belajar kepada orang-orang Kristen, seperti halnya al-Farabi dan banyak pula kiai (ulama) yang memiliki murid non islam seperti yahudi, nasrani (Kristen) Zoroastrian.

2.15 Tugas Utama Nabi
Tugas utama nabi adalah menyampaikan pesan ilahi kepada umat manusia di manapun berada, karena manurut Al-Qur’an Nabi di utus sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (Q.S.21:107). Setelah beliau ,meniggal, tugas ini diambila alih oleh para ulama dan da’i. pada dasarnya setiap muslim adalah da’i (penyair) agama islam . tetapi dlam menyiarkan islam tidak boleh ada paksaan . Al-Qur’an memberi petunjuk bagaimana menyeru manusia ke jalan Tuhan. “serulah (manusia) ke jalan Tuhanmudengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (Q.S. 16:125). Sepertipengislaman di nusantara lewat berdagang oleh para sufi dengan bijak dan arif tanpa kekerasan, sehigga islam dapat diterima di negeri ini dengan damai dan bermatabat.
Selanjutnya Hamid (2007) menguraikan tentang tugas Nabi Muhamad SAW, secara garis besarnya adalah: (1) sebagai rahmat bagi alam semesta, (2) bertabligh, (3) menunjuki kepada jalan yang lurus,(4) memebawa kebenaran, (5) pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.



2.16 Kedudukan Kiai, Ulama dan Ustaz
Kiai, ulam dan ustaz adalah gelar-gelar yang diperoleh sesuai kadar kemampuan untuk mengerti, memahami, dan mempraktikkan ajaran-ajaran agama islam. Untuk memperoleh gelar-gelar itu tanpa mengguanakan tanda bukti seperti ijazah. Sebab untuk memeperoleh gelar itu tidak ada sekolah formalnya. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa untuk menjadi seorang kiai tidak ada sekolah formalnya. Gelar kiai biasanya merupakan gelar kehprmatan yang diberikan masyarakat atas kepemimpinannya baik selaku pembimbing spiritual maupun sebagai pemimpin masyarakat. Seorang kiai biasanya memiliki sebuah lembaga pendidikan yang biasa disebut pesantren (dari yang tradisional hingga yang modern) karena itu ia memiliki charisma yang besar dikarenakan ilmunya maupun kepemimpinannya.
Ulama adala gelar yang lebih universal (berlaku diseluruh dunia islam), seperti halnya kiai di negeri ini. Istilah ulama (yang arti harfiahnya kaum intelektual) biasanya merujuk pada kaum terpelajar di bidang agama. Sedangkan ustaz yang artinya guru biasanya merujuk kepada anak didik kiai atau calon kiai yang belum mendapatkan pengakuan umat dan dari sudut seorang ustaz biasanya relative masih muda.

2.17 Kalender Islam
Masing-masing agama memiliki sistem kalender yang berbeda-beda. Kebanyakan kaleder tersebut terkait dengan suatu peristiwa yang sangat berarti. Sebagai media untuk mengingat atau mengenang dan menghormati peristiwa tersebut kebanyakan diabadikan dalam bentuk kalender atau sistem penanggalan. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa islam memiliki kalendernya sendiri yang disebut dengan Hijriah. Berbeda dengan kalender masehi, yang perhitungan waktunya didasarkan peredaran matahari (solar system), tahun hijriah disandarkan pada peredaran bulan (lunar system). Seperti sistem masehi, kalender hijriah juga memiliki 12 bulan dengan bulan muharam dirayakan sebagai bulan pertama dan tanggal 1 muhharam dirayakan sebagai tahun baru islam. Bulan kedua disebut dengan safar, disusul oleh bulan ketiga Rbi-ul awwal atau bulan maulud, karena pada tanggal 12 bulan tersebut di peringati sebagai maulud nabi, yaitu kelahiran Nabi Muhamad SAW. Bulan Keempat disebut Rabi’al Tsani bulan kelima disebut Jumadai Awwal, dan keenam Jumadai al-Tsani. Bylan ketujuh disebut Rajab dan pada bulan ini disebut dengan bulan Isra Mikraj yaitu perjalanan Nabi Muhamad SAW dari masjid al-haram di mekah ke mesjid al-Aqsa di palestina, dan dari palestina kelangit ketujuh hanya dengan 1 malam. Bulan berikutnya disebut Sya’ban atau di jawa disebut dengan bulan Ruwah, dimana taggal 15 diadakan salat Sunnah Nisyhfu Sya’ban. Bulan kesembilan adalah bulan suci ramadhan, dimana umat islam diseluruh dunia melakukan ibadah puasa sebulan penuh. Disusul dengan bualan Syawwal, yang tanggal satunya dirayakan sebagai idul fitri ( hari kemenangan setelah kembali ke fitrah yang suci). Setelah syawwal bulan berikutnya disebut Dzulqa’dah atau di jawa disebut juga apit. Bulan terakhir ke-12 disebut Dzulhijjah atau bulan haji karena pada bulan inilah diselenggarakan ibadah haji (sebagai rukun islam kelima)di Mekah, Arabia. Tanggal 10 Dzulhijjah diperingati sebagai hari raya haji, atau idul Adha dimana umat islam yang mampu dianjurkan untuk menyemblih hewan sebagai kurban, mengikuti teladan Nabi Ibrahim AS yang diperintah Tuhan untuk mengorbankan putranya Nabi Isma’il AS.

2.18 MASJID
Setiap agama memiliki tempat ibadah masing-masing, tempat ibadah umat islma adalam mesjid. Kartanegara (2007) menguraikan bahwa kata masjid makna harfiahnya adalah tempat “bersujud”bersujud adalah salah satu rukun salat yang wajib dikerjakan oleh siapa saja yang melaksanakan salat. Meskipun begitu pada dasarnya mesjid merupakan tempat atu pusat peribadatan dan juga pendidikan. Bahkan pada masa-masa awal islam mesjid juga berfungsi sebagai tempat latihan militer. Tentu saja pada perkembangan berikutnya sekolah (madrasah)dibuat berdampingan dengan mesjid bahkan dalam kompleks mesjid tersebut. Mesjid pada umumnya mendapat dana dari warga setempat, khususnya mesjid-mesjid kecil atau mushalla (semacam chapel dalam tradisi Kristen). Tetapi mesjid raya pada tingkat kabupaten, propinsi apalagi pada tingkat nasional baik pembangunan atau pemeliharaannya biasanya di biayai oleh pemerintah.untuk menjaga kelangsungannya, baik dalam kelangsungan fisik maupun program kerjanya warga setempat biasanya membentuk badan pengurus mesjid (BPM) dengan beberapa pengurus inti, sesuai dengan kebutuhan. Masjid-masjid ini biasanya terhubung secara formal atau non formal melalui organisasi pemerintah atau swasta baik pada level kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Dan mereka menjaga hubugan organisasi ini dengan mengirimkan berbagi informasi, khususnya menyebarkan jadwal puasa dari masjid ke masjid. Selain itu, kita juga sering mendengar adanya persatuan remaja masjid, seperti masjid al-Azhar yang ada dikebayoran baru yang sering melakukan kerjasama dengan remaja-remaja masjid lainnya.








BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kehidupan beragama sangat mulia di dalam implementasinya hal itu dibuktikan oleh masyarakat sendiri dalam hal mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam (bagi umat islam) hingga tercapainya tujuan hidup. Agama Islam sebagaimana yang telah dikenal sekarang ini adalah agama yang didirikan oleh seorang nabi dan sekaligus rasul yang bernama Nabi Muhamad SAW, yang dilahirkan dikoa Mekah, beliau diangkat menjadi nabi setelah mendapatkan wahyu dari Tuhan (Allah). Selalu ditekankan dalam setiap bait ajaran agama dan selalu memberikan pemaparan serta motivasi kagar umat yang menggenggam ajaran islam di harapkan selalu berpedoman terhadap ayat-ayat Islam yang terkandung dalam buku seperti Rukun Islam dalam bermasyarakat.


3.2 Saran
Secara umum setiap Agama adalah baik, mengajarkan keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama Islam menitikberatkan kepada umatnya dalam mempelajari serta memahami kaedah-kaedah yang telah terpaparkan dalam suatu kitab Agama Islam. Oleh sebab itu di uapayakan agar setiap insan mengamalkan ajran agama masing-masing agar terciptanya suatu ketentraman dalam hidup bermasyarakat serta kebahagiaan duniawi. Jalankanlah serta implementasikan setiap ajaran yang telah dianut kelak akan memberikan hikmah yang baik terhadap diri kita sendiri dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar